MENGGAPAI MENTARI?
Cahaya kemilauan
Di ufuk yang terang
Ku tertegun padanya
Kerlap kerlip bintang
Di angkasa yang benderang
Ingin sekali ku memetiknya
Tapi ku tak kuasa
Ku hanya bisa menatap dengan penuh harap
Nanti kan ada yang jatuh
Tapi itu tak mungkin
ku pandang mentari
bagai tergantung di langit yang biru
daku kagum padanya
sinarnya, sungguh terang
menyusup masuk
ke sela-sela hati yang gundah
ke celah hati yang hampa
harapku bisa duduk bersamanya
tuk rasakan bahagia
tapi ku tak bisa
karna ku takut terbakar olehnya
tapi ku juga tak bisa
menjauh darinya
menghilang dari pandangannya
pancaran sinarnya sungguh tajam
ku tak sanggup melihatnya lekat
bisanya hanya sekilas
itu pun hanya sekejap
dan tak jelas
bagaimana raut wajahnya cemas
bagaimana raut wajahnya bahagia
jika ia senang melihatku tertawa
melihatku bahagia
sang mentari itu kini telah pergi
meninggalkan sejuta mimpi
baik buruknya mimpi
dia tak pahami
dia tak tau ada hati yang tersakiti
namun, dia tak jua pahami
ahh... betapa malang diri ini
yang mengharap sinarnya mentari
ada tuk menemaninya disini
tapi apa daya
dia hanya insan yang tak berdaya
oh..
ku hanya bisa pendam rasa ini
bersama sejuta mimpi
terkubur di lubuk paling dalam hati ini
sebenarnya..
aku tak ingin mengecewakannya
tapi apa daya
semua telah sirna
dia pun kini tiada
kemana ku harus meminta
kata 'maaf' darinya
mungkin perasaannya juga terluka
ahh..
semua serba salah
apakah mungkin?
ku raih mentari di angkasa yang tinggi?
mungkin itu tak bisa untuk ku lagi
tapi ku berharap, semoga ada pengganti
baik bulan atau bintang
ku ingin yang bersinar terang
23 Agustus 2009
Cahaya kemilauan
Di ufuk yang terang
Ku tertegun padanya
Kerlap kerlip bintang
Di angkasa yang benderang
Ingin sekali ku memetiknya
Tapi ku tak kuasa
Ku hanya bisa menatap dengan penuh harap
Nanti kan ada yang jatuh
Tapi itu tak mungkin
ku pandang mentari
bagai tergantung di langit yang biru
daku kagum padanya
sinarnya, sungguh terang
menyusup masuk
ke sela-sela hati yang gundah
ke celah hati yang hampa
harapku bisa duduk bersamanya
tuk rasakan bahagia
tapi ku tak bisa
karna ku takut terbakar olehnya
tapi ku juga tak bisa
menjauh darinya
menghilang dari pandangannya
pancaran sinarnya sungguh tajam
ku tak sanggup melihatnya lekat
bisanya hanya sekilas
itu pun hanya sekejap
dan tak jelas
bagaimana raut wajahnya cemas
bagaimana raut wajahnya bahagia
jika ia senang melihatku tertawa
melihatku bahagia
sang mentari itu kini telah pergi
meninggalkan sejuta mimpi
baik buruknya mimpi
dia tak pahami
dia tak tau ada hati yang tersakiti
namun, dia tak jua pahami
ahh... betapa malang diri ini
yang mengharap sinarnya mentari
ada tuk menemaninya disini
tapi apa daya
dia hanya insan yang tak berdaya
oh..
ku hanya bisa pendam rasa ini
bersama sejuta mimpi
terkubur di lubuk paling dalam hati ini
sebenarnya..
aku tak ingin mengecewakannya
tapi apa daya
semua telah sirna
dia pun kini tiada
kemana ku harus meminta
kata 'maaf' darinya
mungkin perasaannya juga terluka
ahh..
semua serba salah
apakah mungkin?
ku raih mentari di angkasa yang tinggi?
mungkin itu tak bisa untuk ku lagi
tapi ku berharap, semoga ada pengganti
baik bulan atau bintang
ku ingin yang bersinar terang
23 Agustus 2009
2 comments:
wah..wah... ni curhat atau apaan?
Pengennya yang indah semua ya? Sabar akh, ada bidadari yang sedang menantimu. Insya Allah
Posting Komentar