Jumat, 30 Desember 2016

Life Is Choice : Jangan Salah Pilih!

Life is Choice.
Begitulah kita sering berujar. di dalam Islam juga demikian, 'tidak ada paksaan dalam agama'. memang tidak ada paksaan dalam agama, namun, barangsiapa yang telah memeluk Islam, maka dia wajib mengikuti semua tata tertib yang berlaku di dalamnya. Kalau seorang muslim tidak mau melakukannya, maka resiko terburuknya adalah : NERAKA, apalagi orang kafir dan musyrik, maka tentu lebih parah lagi.
Baiklah sobat, Islam tidak memaksa pengikutnya untuk menjalankan apa yang berlaku di dalamnya, namun dia memberi kita rambu-rambu, terserah kita mau pilih jalan yang mana, jalan ke surga ataukah jalan ke neraka.
Allah juga berfirman di dalam Al-Qur'an bahwa Kebenaran itu dari Allah, siapa yang ingin kufur maka silahkan, & siapa yang ingin beriman juga silahkan. Juga kita telah ditunjuki dua buah jalan, ke surga dan ke neraka. juga Allah telah mengilhamkan kepada jiwa kita potensi untuk berbuat fujur (dosa) dan potensi untuk taqwa. Tinggal kita memilih, TELAH JELAS PERBEDAAN ANTARA PETUNJUK & KESESATAN, ANTARA KEBENARAN & KEBATILAN, ANTARA SURGA & NERAKA.
Tentukan pilihanmu dari sekarang!

Senin, 26 Desember 2016

Mari Berzikir!

Selaksa peristiwa pantaslah kiranya jadi sekolah tuk menempa jiwa.
Seuntai zikir mampu untuk lembutkan jiwa.
Subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahi al-'azhim.

Sabtu, 24 Desember 2016

Kenal : Awal dari Cinta dan Benci

Sebagai manusia kita tentu punya hati, yang dapat merasakan cinta dan benci. Jika tidak memiliki perasaan itu, maka dia bukan manusia.
Untuk mencintai sesuatu, maka wajib mengenal sesuatu itu sedalam-dalamnya. Maka, seseorang itu tidak mencintai Allah, sebelum mengenal Allah. Tingkat kecintaan itu bergantung pada sedalam apa sesuatu itu dikenal. Demikian juga yang terjadi pada kebencian (bergantung pada tingkat pengenalan yang dalam).
Hari ini kenapa banyak yang tidak mengamalkan Islam dengan sebenar-benarnya? Karena tidak ada kecintaan pada Islam. Kenapa? Karena tidak ada pengenalan yang dalam.
Jika kita mengetahui kemaksiatan sedalam-dalamnya, maka kebencian kita pun akan dalam. Misalkan dalam perkara music, ketika seseorang itu mengetahui tentang music dengan pengetahuan yang mendalam (meliputi dalil-dalil syar’i, bahayanya, sumbernya dan kaitannya dengan maksiat yang lain), maka dia akan sangat membenci music, apalagi jika ditambah dengan nyanyian dan sya’ir yang diharamkan.
Konsep cinta dalam Islam adalah mencintai apa saja yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Dan membenci apa saja yang dibenci Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah SAW, bersabda : “Siapa saja yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, tidak member karena Allah, maka dia telah menyempurnakan iman”.

-catatan akhir 2013

Kamis, 22 Desember 2016

Apa Akibat Buruk Jika Tidak Mengerjakannya?

Isi hari dengan hal-hal yang bermanfaat.
Saat dihadapkan pada pilihan ingin mengerjakan apa, maka tanyakan : Apa akibat buruk jika saya tidak mengerjakannya?.
Kalau jawabannya : tidak ada, maka lebih baik tinggalkan pekerjaan itu.
#jadilebihbaik

Selasa, 20 Desember 2016

Optimis Dalam Berdo'a

Bismillah..
Sobatku semuanya..
Membuat kita itu pandai, kaya & bahagia adalah mudah bagi Allah.
Sudahkah kita meminta-Nya?
Allah Maha Segalanya..
Walau seluruh manusia & jin, sejak awal dunia hingga hari kiamat, berkumpul dan masing2 meminta dari Allah, hal itu tidak mengurangi apapun yang ada di sisi-Nya, kecuali hanya seperti air yang kita angkat setelah mencelup jarum di lautan. Tidak ada apa2-Nya.
Saat kita ingin meminta Syurga, mintalah Syurga yang paling tinggi.
Allah Maha Pemberi, jangan pernah kau sempitkan do'amu..
Yakinlah Allah kan mengabulkan! Terus perbaiki kualitas diri!
Optimis!

Minggu, 18 Desember 2016

Renungan Harian

Sobat.
Yakinkah kau tetap tapaki jalan2 dunia ini?
Bukankah di sana ada kehidupan lain,
kehidupan yang jauh berbeda dgn hari ini.?

Jumat, 16 Desember 2016

Suatu Sore, 24 Desember 2013

suatu sore...

Pemandangan yang menyentuh hati (sore ini):
Sungguh menyenangkan hati
saat kulihat dari jendela kamar yang tanpa jeruji,
Seorang nenek berjalan sendiri
Di jalan panjang yang tentunya membuat lelah
Tiba-tiba lewat seorang bidadari (semoga)
Banggalah anaknya (kalau dia punya anak)
Banggalah suaminya (kalau sudah menikah)
Banggalah orangtuanya
Dia datang menawarkan diri
Menawarkan untuk membonceng nenek tadi
Terjadi dialog antara dua manusia
Akhirnya kata sepakat didapat pula
nenek dibonceng oleh wanita yang baik hati
Semoga semua kita begitu
Dan hanya Allah-lah sebaik-baik pemberi ganjaran.
#jadilebihbaik

Suatu Pagi, 24 Desember 2013

suatu pagi
Secangkir kopi pagi, memberi inspirasi tuk jalani hari.
Terus melangkah tapaki jalan ini.
Jalan yg tak pernah lepas dari onak dan duri.
Jalan panjang menuju keabadian.
Menuju Ridha Allah Yang Maha Memberi Ampunan.
Semoga diri ini dapat asa yg dicitakan.
Hidup mulia dalam Syari'at-Nya.
Atau Syahid dalam memperjuangkannya.
#jadilebihbaik

Rabu, 14 Desember 2016

Mari Saling Sapa

Menyapa hari yang kian pergi,
menyapa dunia yang smakin tua,
Menyapa pemuda yang terus berkarya,
Menyapa Ayah yang sedang mengais berkah,
Menyapa Ibu yang merupakan Ibu Nomor Satu,
Menyapa dia yang semoga sedang tersenyum disana.

Senin, 12 Desember 2016

Berbangga Diri, Pantaskah?

Saat diri sibuk melihat dirinya. Akan muncul rasa angkuh yang memenuhi hatinya.
Saat aku sibuk membanggakan diri. Ternyata aku tertinggal jauh di negeri tanpa penghuni.
Malam kelam semakin gelap gulita. Menutup semua.
Hati ni seharusnya besar. Jiwa ini seharusnya kaya. 

Besar & kaya dengan iman & ikhlas. 
Tapi jadi miskin & kecil dengan sebab riya & sum'ah.
Jadi gelap gulita terkubur sombong & keangkuhan.
Aku takut mati tenggelam dalam laut itu.
Laut yang tercipta karena asyik membanggakan diri, menganggap diri bersih, pandai & hebat. 

Tapi mengganggap yang lain lemah, bodoh dan kotor.

Astaghfirullah..

Aku ingin #jadilebihbaik

Sabtu, 10 Desember 2016

Mawar indah walau berduri
Jadi lambang tulusnya cinta
Muslim selalu sadar diri
Mengerti apa yang harus dijaga

JENIS-JENIS MATA



MATA
Mata hati bisa melihat yg tak bisa dilihat oleh mata biasa.
Mata-mata selalau memata-matai orang yang dicurigai.
Mata kaki adalah mata yang tak bisa melihat.
Mata pencaharian adalah mata yang sering dirisaukan.
Mata kuliah menjadi kesukaan untuk sebagian orang, menjadi mimpi buruk bagi yang lain.
Mataku sempat menatap matamu yang terus berlalu.
Apakah ada mata lain yang belum kusebut?
Top of Form
Anwar Suradi Mata pedang tajam menebas memotong.

Wahyuni Ka mata air....

Anwar Suradi Matahari menjadi tanda-Nya. Suatu hari nanti kan terbit dari arah tenggelam. Dia tak pernah menyalahi perintah Rabbnya.
Mata air salah satu dari tujuh air suci. Allah mengeluarkannya untuk manusia, menguji mereka apakah bersyukur atau kufur.

Ihsan Suradi Mata cincin bg??

Anwar Suradi Mata cincin pemanis jemari. Dia bagai garam pada makanan, jika terlalu banyak maka tak indah lagi. Ah, kadang cincin disalah arti. Dianggap punya kekuatan sakti. Sikap itu hanyalah tanda lemahnya hati.


Naik becak turun gunung
Becak terjatuh ke dalam sumur
Jika ingin hidup beruntung
Jaga shalat sepanjang umur

Kamis, 08 Desember 2016

SEMANGAT UNTUK BERUBAH

Tuliskan segala penat dan sesal,
Tumpahkan segala kegalauan,
segala hitam di masa lalu.
Remas dan kepal kertasnya,
Tambahkan sedikit emosi menggeram,
Remas lagi dengan kuat,
bersiap-siap...
Lemparkan kertas itu jauh-jauh dan teriakkan:
AKU INGIN BEBAS!!!
AKU INGIN JADI LEBIH BAIK!!!

Selasa, 06 Desember 2016

RIDHA PADA 3 HAL

بسم الله الرحمن الرحيم

Aku ridha Allah sebagai Tuhanku,
maka aku hanya menyembah-Nya saja. Tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Tidak berbuat syirik dalam beribadah pada-Nya dan dalam mentaati hukum-Nya.

Aku ridha Islam sebagai agamaku. Maka aku menjadikannya jalan hidupku (way of life). Aku tahu bahwa sistem hidup yang benar itu adalah Islam. Allah pun telah ridha Islam ini sebagai agama kita. Maka akupun ridha terhadap apa yang diridhai Allah.

Aku ridha Muhammad -shallallahu 'alaihi wa sallam- sebagai Nabi dan Rasul. Maka aku menjadikannya panutan dalam setiap tingkah lakuku, terutama dalam urusan agamaku. Karena aku tahu bahwa beliau diutus sebagai model (teladan) bagaimana menjalankan Islam dengan benar. Dan aku yakin bahwa tidak ada lagi nabi ataupun rasul setelahnya.

Begitulah, Allah menciptakan kita hanya untuk mengabdi pada-Nya. Untuk itu Allah pun mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab. Allah tidak membiarkan kita menyembahnya dengan cara semau kita. Allah memerintahkan kita untuk menyembah-Nya sesuai dengan apa yang disyari'atkan-Nya. Rasul terakhir yang diutus adalah Nabi Muhammad -Shallallahu 'alaihi wa sallam- dan kitab terakhir yang diturunkan adalah Al-Qur'an.
Jadikan Al-Qur'an sebagai pedoman, jadikan Rasulullah sebagai teladan.
#hidup_bahagia_dengan_mengikuti_sunnah_nabi 

Rabu, 03 Februari 2016

MANUVER-MANUVER DAKWAH



بسم الله الرحمن الرحيم

  1. Sebagai makhluk sosial kita tentu harus bergaul dengan manusia lain. Kemudian, mau tidak mau kita akan terpengaruh oleh mereka. Dan dakwah datang untuk mempengaruhi orang lain menempuh jalan kebenaran. Melakukan kebaikan dan menebarkannya. Mencegah kemungkaran dan memusnahkannya. Karena dakwah tak harus ceramah, maka banyak sekali manuver dakwah yang bisa kita lakukan. Yang penting niat ikhlas dan pesan yang disampaikan itu bersumber (berdalil), bismillah mulai! 
  2. KELUARGA. Orang yang paling dekat dengan kita. Kita menyayangi mereka bukan? Maka janganlah kita biarkan mereka terjatuh dalam kesalahan. Apa yang kau takutkan dari keluargamu? Tinggal kita poles caranya saja. Sebagaimana kita berkumpul di dunia ini dalam ikatan keluarga, semoga di surga nanti juga seperti ini. Jangan egois dong! 
  3. TEMAN DEKAT. Bahasa teman biasanya mudah dimengerti. Karena dia sebaya dan merasakan serta mengalami yang seperti kita alami. Banyak remaja mudah terpengaruh dengan temannya. Nah, kenapa kita tak beri pengaruh baik? Toh itu juga sebagai wujud bahwa kita adalah ‘teman’ bukan ‘perusak’. Bukan hanya dalam senang kita berteman, tapi dalam semua keadaan. Betapa indahnya pertemanan yang dijalin dengan ikatan Islam. 
  4.  GURU. Guru memberi kita ilmu dan mengajarkan kita bertingkah laku. Itu lazimnya. Jika begitu, apa alasan kita meninggalkannya saat salah? Bukankah guru juga manusia? Harus ada timbal baliknya. Kita harus peduli pada guru kita juga. 
  5.  ANAK-ANAK. Dunia mereka adalah bermain. Tapi ada satu keistimewaan mereka, yaitu ‘rasa ingin tahu’. Maka buatlah suatu hal yang memancing keingintahuan mereka. Sampaikan sesuai kemampuan akal mereka. Sambil santai dan rileks, kita ajak mereka pada kebaikan. 
  6.  KENALAN. Berapa tahun sudah berjalan? Berapa kenalan yang kita jumpai? Tidakkah terbetik di hati kita untuk berbagi dengan mereka? Apakah kita rela kesalahan, keburukan dan dosa senantiasa beserta mereka tanpa kita ingatkan, dan mereka tak tahu. Bisa saja dengan kita beritahu dia mau meninggalkan keburukan itu. Kenapa tidak kita coba? 
  7. ORANG JAUH. Yang tidak kita kenal. Baik yang telah kita jumpai maupun belum. Misalnya orang-orang yang sering berpapasan dengan kita di angkot, pasar, perkantoran, di jalanan dan lainnya. Atau orang yang belum pernah kita jumpai. Seperti orang di dunia maya. 
  8.  TARGET LAINNYA. Anak sekolah, mahasiswa, pegawai, petani, pedagang, artis, penyanyi, dan lainnya. 
  9.  Semoga dengan nasehat yang kita berikan bisa membuatnya dan diri kita juga menjadi lebih baik. Kalaupun tak mereka terima ya tak apa-apa. Toh kita akan tetap dihitung beramal shaleh. Wallahu a’lam.

Senin, 25 Januari 2016

Solusi Membangun Peradaban



PENDIDIKAN SYAR’I DAN PERADABAN ISLAM
Tidak akan pernah jaya umat ini, kecuali dengan sebab apa generasi awalnya bisa jaya.” Begitulah ungkapan Imam Malik –rahimahullah- yang telah kita kenal. Generasi awal umat Islam mengalami lompatan yang sangat besar sepanjang sejarah peradaban manusia, mereka menaklukkan banyak negeri, ditakuti oleh musuh dan disegani oleh kawan. Ketika itu ilmu yang tersebar masih dekat dengan sumbernya, kesejahteraan merata di setiap jengkal tanah kaum muslimin. Sebagaimana kita ketahui bersama, generasi awal ini, yaitu para shahabat f bersama Rasulullah smampu menguasai seluruh jazirah Arab dalam kurun waktu kurang dari 11 tahun. Hal ini tidak terjadi begitu saja, namun memiliki proses yang panjang. Jika kita merunut sejarah, kita dapati bahwa para shahabat sebenarnya hanyalah manusia biasa seperti kita, hingga mereka masuk Islam yang menyebabkan mereka mulia. Pada masa awal kenabian hanya sedikit orang yang masuk Islam, kurang dari 20 orang. Ini terus begitu hingga masa kenabian memasuki tahun ke-4. Baru kemudian di saat Umar bin Khaththab d masuk Islam, Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk melakukan dakwah secara terang-terangan.
Meskipun dakwah secara terang-terangan telah digulirkan, namun Rasulullah berusaha untuk tidak melakukan konfrontatif dengan kafir Quraisy terlebih dahulu. Fokus beliau pada fase tersebut ialah penyelamatan dan pembinaan. Penyelamatan individu-individu yang berpotensi untuk menerima Islam dan pembinaan bagi yang telah masuk Islam. Maka kita mengenal ‘Dar al-Arqam’, tempat dimana Rasulullah membina para shahabat selama fase Makkah. Nah, dari sinilah titik tolak kegemilangan generasi shahabat.
Pendidikan yang diberikan oleh Rasulullah tidak hanya dirasakan oleh lelaki dari kalangan shahabat, tetapi semua shahabat merasakan pendidikan tersebut, baik itu wanita, pria, muda, tua bahkan anak-anak.
Dari pendidikan ini lahirlah pribadi-pribadi unggul yang Allah sendiri memuji dan meridhai mereka. Nama mereka tetap hidup meskipun jasad mereka telah terkubur. Kita mengenal Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Ibn Umar, Ibnu Mas’ud, Usamah bin Zaid dan yang lainnya mereka semua termasuk ulama dari kalangan shahabat f.
Dan di antara mereka juga ada yang menjadi duta Islam, misalnya Mush’ab bin Umair dyang diutus ke Madinah sebelum hijrahnya Rasulullah s. Mu’adz bin Jabal d, penghulu para ulama, yang dikirim ke Yaman untuk berdakwah kepada ahli kitab sebelum wafatnya Rasulullah. Ja’far bin Abi Thalibdyang dikirim ke Habasyah sebagai Juru Bicara kaum muslimin yang berhijrah kesana. Kita juga mengenal sosok pemberani, yaitu Rib’i bin Amir d, yang datang seorang diri menghadap Raja Kisra ketika itu, Rustum, yang merupakan salah satu dari dua negara superpower kala itu (superpower yang lainnya ialah Romawi). Rib’i bin Amir dengan tegas mengatakan suatu ungkapan yang sangat fenomenal: “Kami adalah kaum yang Allah utus kepada manusia, untuk mengeluarkan manusia dari peribadatan sesama manusia, kepada peribadatan Rabbnya manusia, dari sempitnya dunia, kepada keluasan dunia dan akhirat, dari kehinaan banyak agama, kepada kemuliaan Islam.”
Hal itu semua terjadi (dengan izin Allah) karena baiknya pendidikan (tarbiyah) Rasul terhadap para shahabat, ditambah dengan semangat mereka untuk mengaplikasikan setiap satuan ilmu yang mereka dapatkan dari pendidik (Murabbi) mereka, yaitu Rasulullah s.
Kenapa harus pendidikan syar’i?
Sekilas di atas kita membicarakan tentang bagaimana kegemilangan para shahabat bisa terwujud dengan baiknya pendidikan Rasul terhadap mereka. Kemudian kita bertanya, kenapa harus pendidikan? Atau lengkapnya kenapa harus pendidikan Syar’i?
Allah Ta’ala menciptakan Jin dan Manusia dengan satu tujuan yang agung, yaitu peribadatan hanya pada-Nya. Untuk tujuan tersebut Allah tidak membiarkan hamba-Nya berbuat dan beribadah sekehendaknya, tetapi Allah mengutus rasl-rasul serta menurunkan kitab-kitab, agar manusia tetap di jalan kebenaran yang telah Allah gariskan. Rasul terakhir adalah Muhammad s, kitab terakhir adalah Al-Qur’an, serta risalah terakhir adalah Islam yang menyempurnakan syari’at rasul-rasul sebelumnya, tidak ada lagi tambahan, tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya.
Para rasul –shalawatullah ‘alaihim wa salamuhu- dalam menyampaikan dakwahnya apakah dengan kata-kata yang kosong? Tentu jawabannya ‘Tidak’. Mereka menyampaikan semua itu di atas ilmu dan penjelasan yang nyata.
Maka jika suatu umat menempuh jalan ini, yaitu jalan ilmu, mereka akan mengalami kemajuan yang luar biasa dan peradaban mereka berpengaruh serta bertahan lama. Maju mundurnya suatu peradaban ditentukan oleh sejauh mana suatu umat itu menghargai ilmu pengetahuan. Demikian juga dengan umat Islam, mereka mampu bertahan hingga sekitar 13 abad lamanya, karena mereka masih berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber seluruh gerak tingkah laku mereka dalam segala hal, termasuk dalam hal keilmuan. Berdasarkan kedua pedoman itulah ilmu syar’i dipelajari. Di saat umat Islam menjauh dari keduanya, sibuk dengan ilmu-ilmu filsafat dan ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat lainnya, mulailah bencana kemunduran itu terjadi. Hingga runtuhnya kekhalifahan terakhir, yaitu Khilafah Turki Utsmani pada tahun 1923 M.
Sejak hari itu panji Islam terburai dan wajah Islam kian memburam. Sejak hari itu terjadi penjajahan di negeri-negeri kaum muslimin, yang menyebabkan mereka mundur dalam berbagai segi, baik segi ekonomi, politik, militer dan pengetahuan.
Hari ini kondisi umat Islam sangat menyedihkan, kebanyakan mereka ditimpa oleh musibah kebodohan dan kelaparan, jauh dari agama, terjadi perselisihan antar mereka dan permasalahan lainnya yang begitu kompleks. Semua permasalahan di atas sebab utamanya (sebagaimana yang telah kita sebutkan) ialah menjauhnya umat dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan begitu, solusi paling tepat agar umat ini kembali jaya dan memiliki peradaban yang gemilang adalah dengan kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan pendidikan syar’i merupakan sarana utama untuk melaksanakan solusi tersebut.
Hal ini telah diisyaratkan oleh Rasulullah sdi dalam sebuah hadits, bahwa jika umat ini berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, mereka tidak akan pernah tersesat selama-lamanya. Keduanya adalah pusaka Rasulullah. Pada hadits yang lain beliau juga menyebutkan bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala mengangkat derajat suatu kaum dengan Al-Qur’an dan dengannya merendahkan kaum yang lain (HR. Muslim). Jika suatu kaum berpegang teguh dan beramal dengan Al-Qur’an maka derajatnya akan ditinggikan. Sebaliknya, bila suatu kaum menyelisihi dan meninggalkan Al-Qur’an, derajatnya akan direndahkan, di dunia dan di akhirat.
Pendidikan syar’i merupakan pendidikan yang paling sempurna, karena di dalamnya diterapkan metode pendidikan Rasul. Oleh karena itu, jika kita temukan suatu pendidikan syar’i yang tidak mencontoh pendidikan Rasul, maka pendidikan tersebut bukanlah pendidikan syar’i.
Pendidikan syar’i juga merupakan pendidikan yang ideal, yang memiliki 3 karakter utama, yaitu syamil (menyeluruh), mutakamil (sempurna) dan istimrar (berkelanjutan). Pendidikan yang sesuai dengan fitrah manusia dan merupakan pendidikan terbaik sepanjang sejarah manusia, hal ini telah terbukti dengan jelas dan juga diakui oleh pakar pendidikan hari ini.
Pendidikan yang baik yaitu pendidikan yang mencakup seluruh aspek yang menunjang keberhasilan pendidikan tersebut, keseimbangan antara teori dan praktek, antara jasmani dan rohani, dan antara dunia dan akhirat. Islam sebagai satu-satunya agama yang benar telah meletakkan dasar ini, lihatlah bagaimana Islam mengiringkan iman dengan amal shaleh, konsekuensinya adalah seseorang yang mengaku beriman dituntut untuk beramal shaleh, karena beriman saja tanpa diikuti dengan aksi konkrit (amal shaleh) maka iman itu tidak berguna. Begitu juga sebaliknya seseorang yang banyak melakukan amalan namun tidak didasari dengan keimanan yang benar, maka amalannya hanyalah kesia-siaan.
Tujuan (Hadaf) dari Pendidikan dalam Islam
Hakikatnya, pendidikan syar’i ditujukan untuk melahirkan generasi-generasi pemenang yang memiliki jiwa, sifat dan kepribadian yang agung. Kegiatan belajar sepenuhnya adalah pekerjaan untuk menempa jiwa sehingga bisa menjadikan seseorang itu mulia di dunia dan di akhirat. Allah –Subhanahu wa ta’ala- mengisyaratkan di dalam Kitab-Nya yang mulia tentang tujuan dari pendidikan, yaitu pembersihan jiwa, misalnya di dalam surat Al-Jumu’ah ayat 2 : “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,”
Di dalam surat ‘Abasa ayat 1-10 Allah juga menyebutkan secara tersirat dua tujuan pendidikan, yaitu penyucian diri dari syirik, bid’ah dan maksiat serta perasaan takut kepada Allah (Khasyyatullah).
Solusi praktis untuk hari ini
Ilmu syar’i merupakan ilmu yang pertama sekali harus dituntut dan dipelajari, karena setiap langkah kaki, desah nafas dan detak jantung kita tidak pernah terlepas dari yang namanya syari’at, baik itu Aqidah, Ibadah, Akhlaq maupun Mu’amalah. Para ulama menjelaskan bahwa jika Al-Qur’an dan As-Sunnah menyebutkan kata ‘ilmu’ secara mutlak tanpa disandarkan kepada yang lain, maka maksudnya ialah ilmu Syar’i, karena tidak ada yang lebih agung kedudukannya dalam hidup ini melebihi kedudukan ilmu syar’i. Hukum mempelajari ilmu syar’i adalah wajib sesuai dengan tingkatan kewajiban sesuatu yang dipelajari itu, misalnya aqidah wajib dipelajari oleh setiap orang yang telah bersyahadat. Contoh lain seorang yang memiliki banyak harta, maka dia wajib mempelajari masalah zakat, dan sebagainya.
Ada beberapa hal yang bisa kita kerjakan untuk melaksanakan program pendidikan syar’i, di antaranya :
1.      Para orangtua mengajarkan anaknya Al-Qur’an, karena rumah adalah madrasah pertama bagi seorang anak. Sembari mendidik anak, orangtua juga harus aktif dalam kajian-kajian syar’i.
2.      Setiap individu kaum muslimin harus memiliki rasa bertanggungjawab terhadap pendidikan syar’i ini, karena merekalah nantinya yang akan mengisi peradaban tersebut.
3.      Pemerintah dan Yayasan sosial sepatutnya mendirikan sekolah-sekolah yang berbasis pendidikan syar’i.
4.      Mengirim pelajar-pelajar kepada para ulama yang diakui keilmuan dan kelurusan aqidahnya.
5.      Mendatangkan ulama rabbani yang bisa memberikan solusi konkrit di Aceh.
6.      Melestarikan halaqah yang dibina langsung oleh ustadz-ustadz yang mumpuni dalam ilmu syar’i.

Solusi di atas hanyalah suatu gambaran umum, adapun aplikasinya memerlukan pengkajian yang lebih mendalam lagi.
Sebagai kesimpulan kita nyatakan bahwa pendidikan syar’i tidak akan mencapai hasil seperti yang diharapkan kecuali dilaksanakan sesuai dengan metode pendidikan Rasul. Karena hanya dengan pendidikan syar’i lah peradaban Islam kembali gemilang.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Masthoms16 | Macys Printable Coupons