Kamis, 23 Februari 2017

Puisi : Garis Umur

GARIS UMUR
Karya : Ibnu Surapati

Titik berkumpul membentuk garis
Titik hariku berkumpul
membentuk garis umurku
Aku tahu pasti
bahwa titik di ujung sana
adalah akhir waktuku
Tapi,
aku tak tahu itu kapan.


Darussalam, 23 Rabi'ul Akhir 1435 H
(Sambil menikmati mentari pagi muncul dari balik Seulawah)

Rabu, 22 Februari 2017

Pantun Nasehat

Ada Pepaya ada Jagung
Satu dirujak yang lain dibakar

Siapa ingin jaya dan beruntung
Amalkan apa yang telah diajar


Melempar sauh di laut merah
Kapal terapung rantai berkarat

Siapa yang patuh pada Allah.
Dunia beruntung juga akhirat.

Senin, 20 Februari 2017

Hidup Mulus-Mulus Saja?

"Kalau hidupmu mulus-mulus saja, ada sesuatu yang salah padanya."
Ingat, sering kita dapati musibah datang di saat kita sedang tenang.

Sabtu, 18 Februari 2017

Menjadi Muslim Itu Nikmat Yang Patut Disyukuri

"Kenapa aku muslim?" tanyaku suatu ketika.
"Hei, kok nanya begituan?" timpal Ditta, sahabatku.
"Gak ada salahnya kan aku bertanya?" sangkalku, sambil memandang hamparan sawah yang menghijau.
"Si Badu, tetangga kita, kok beragama Kristen? si Alex, kok bisa Yahudi? Kan kita sam-sama manusia?" lanjutku, tanpa berharap untuk mendapat jawaban.
"Mungkin, takdir!" kata Ditta.
Sambil tersenyum, aku menoleh padanya, "Takdir? Aku sudah menemukan jawabannya kalau begitu."
"Apa jawabannya?" Ditta tak sabar.
"Aku menjadi muslim karena Allah memilihku untuk itu! Takdir? Bisa jadi. Tinggal bagaimana aku menjaga anugerah besar ini, hingga aku menemui-Nya nanti!" Aku pun tersenyum puas dan kembali memandang persawahan. Angin sore menerpa wajahku dengan lembut.

Jumat, 17 Februari 2017

Jadi Diri Sendiri

Menjadi diri sendiri jauh lebih baik dari pada berada di balik bayang-bayang orang lain!

Rabu, 15 Februari 2017

Ungkapan-Ungkapan

Orang cerdas selalu mencari cara, sementara
orang bodoh dan malas selalu mencari alasan.

Bagaimana bisa dia sibuk mencuci pakaian manusia, sementara pakaiannya tenggelam dalam najis dan kotoran!

Aku tak paham omong kosong di antara kita.
Yang kutahu hanyalah kita ini sahabat!

"Salah itu PASTI!
Sadar itu adalah PILIHAN!"

"Engkau menginginkan kesuksesan, tapi tak engkau tempuh jalannya.
Sesungguhnya kapal itu tak akan berlayar di atas daratan!"

“Mereka adalah manusia-manusia yang Allah pilih untuk menemani Rasul-Nya menyampaikan risalah-Nya. Mereka adalah manusia terpilih untuk menyampaikan Risalah itu kepada ummat. Merekalah manusia terbaik setelah para nabi dan rasul.”

Senin, 13 Februari 2017

Tawanan Rindu

Berjalan gontai
Menepuk jidat
Memukul angin
Menampar angan-angan
Lalu berteriak:
AKU INGIN BEBAS!!
#jeritanpilutawananrindu

Minggu, 12 Februari 2017

Yakin Usaha Sampai

Kau kejar asamu berambisi
Kau tinggalkan tanahmu berteguh hati
Kau tinggalkan ayah dan ibu berberat hati
Tenang,
Kau kan capai asamu kalau kau yakin
Kau kan harumkan tanahmu kalau kau yakin
Kau kan bahagiakan ayah dan ibumu
kalau kau yakin.

Yakin usaha sampai
Usaha sampai yakin!
Insya Allah berkah.

Sabtu, 11 Februari 2017

Memilih Dakwah

Mulailah anak yang mendekati baligh ini mempelajari kitab-kitab mereka secara ilmiah. Maka ia memperhatikan Injil, mempelajarinya hingga menghafalnya di luar kepala, kemudian ia membandingkannya dengan Al-Quran, ia mendapati perbedaan yang banyak. Namun ia belum merasa cukup dan belum hilang hausnya. Maka ia melakukan perjalanan untuk membela Islam.
Pertama yang ia ajak untuk berdebat adalah pemilik toko, tempat dimana ia bekerja. Ia mendebatnya dan membuatnya tidak berkutik. Kemudian ia lanjutkan dengan menantang beberapa pendeta dan ia dapat menjatuhkan mereka melalui tangan mereka sendiri dan mereka tidak dapat mempertahankan kebenaran keyakinan mereka di hadapan ribuan orang yang membanjiri ruang pertemuan.
Ia ingin membungkam mulut orang Nasrani selamanya agar tidak lancang menghina Islam. Maka ia meningggalkan pekerjaaannya pada pemilik toko nasrani tersebut. Ia mulai menemui orang-orang Nasrani yang datang ke Afrika Selatan dan mengajaknya berdiskusi. Ketika dialog dan debat yang ia lakukan telah banyak dan usianya mencapai tiga puluhan tahun, maka ia memulai dialognya dengan kalangan pendeta Nasrani.
Semenjak hari itu, suaranya ibarat petir yang menggelegar hingga negara-negara barat yang Nasrani, gema yang menggoncangkan aula-aula Vatikan. Pembicaraanya menggema di barat dengan diskusi dan dialognya yang terkenal dan melambungkan reputasinya. Dan ia terus menantang dan gaungnya tetap menggema hingga hari ini.
Pembicaraan sekitar pertentangan dalam Injil mendorong gereja, pusat-pusat studi Nasrani dan banyak perguruan tinggi di barat membentuk departemen tersendiri dalam menaggapi dan mendebat dirinya dan buku-bukunya melalui penelitian dan studi mendalam.
Pemilik toko yang biasa dan temannya dari kalangan pendeta diatas telah menggugah akal dan hati anak muslim ini. Mereka telah membangunkan anak yang lemah lembut itu hingga menggemparkan dunia dan mengguncang Vatikan, menggetarkan gereja-gereja mereka dan membongkar banyak kekeliruan dalam agama mereka.
Anak tersebut bernama Ahmad Deedat.
Sumber: IslamPos

Jumat, 10 Februari 2017

Inilah Kehidupan Dunia

"Betapa kejam hidup ini! Kenapa aku selalu ditimpa masalah?"
"Inilah dunia kawan!"
"Sesulit itukah hidup di dunia?"
"Ya. Karena di dunia ini kita bekerja, nanti di sana kita terima hasilnya!"

Kamis, 09 Februari 2017

Pemaksiat Yang Mencintai Orang Shaleh

"Aku mencintai orang-orang shalih, meskipun aku tak termasuk dari mereka. Aku berharap bisa mendapatkan syafaat dengan mereka.
Aku membenci orang-orang yang berdagang maksiat, meskipun barang yang kami jual adalah sama."
--Imam Asy-Syafi'i rahimahullah

Bagaimana Kau Habiskan Harimu?

"Bagaimana kau menghabiskan harimu, kawan?"
"Dengan banyak mengingat penghancur kelezatan,"
"Penghancur kelezatan?"
"Ya, dialah KEMATIAN!"

Selasa, 07 Februari 2017

Miliki Tekad Pisang!

TEKAD PISANG
"PANTANG MATI SEBELUM BERBUAH!"
-Ibnu Surapati

Mencintai Apa Adanya

"Aku jatuh cinta pada mentari," katanya memecah kesunyian.
"Kenapa tak kau ungkapkan saja, kawan?" tanyaku coba untuk meyakinkan.
"Aku takut akan sinarannya."
"Mungkin kau harus belajar menerima apa adanya."

Menapaki Jalan Menuju Keabadian

Kujejakkan kakiku di tanah tak bertuan.
Kutinggalkan segala kelam masa lalu.
Kutahu di sana ada cahaya.
Menjadi lentera menapaki jalan kebenaran,
menuju keabadian.

Minggu, 05 Februari 2017

Nilailah Dia dari Shalatnya

Jika Anda ingin menilai seseorang, maka lihatlah shalatnya.
Karena seseorang itu dengan manusia, pengaruh dari bagaimana ia dengan Allah.
Nah, kalau dengan Allah saja dia remeh (meremehkan salat), bagaimanakah lagi dengan manusia?

Bagaimana Kau Bisa Roboh?

"Kau tahu ke arah mana pohon itu roboh?"
"ng...."
"Pohon roboh ke arah condongnya."
"Lalu?"
"Perhatikan ke arah mana dirimu condong?"
(Cuplikan dialog film DR. Lorax)

Jumat, 03 Februari 2017

Batu Vs Mutiara

"Kamu tahu mutiara?"
"Tentu."
"Mana lebih berharga, sebuah batu atau mutiara?"

Rabu, 01 Februari 2017

Maksiat Berbanding Lurus Dengan Keburukan

"Maksiat itu berbanding lurus dengan keburukan."
Contoh :
Saat seseorang melakukan maksiat, maka dia akan ditimpa keburukan (gelisah, hilang kepercayaan, diremehkan, merasa kurang, dan yang lainnya). Keburukan ini bisa juga tertimpa pada orang terdekat kita. orang yang kita cintai.
Kisah Nyata :
Sepasang suami istri hidup bahagia. Mereka memiliki sebuah toko perhiasan. Suatu hari, datang pembeli ke tokonya. Seorang wanita. Sementara yang menjaga toko ialah sang suami. Wanita yang membeli tadi cukup cantik, sehingga menarik perhatian si suami. Ketika wanita ini memilih perhiasan, ia minta dipasangkan ke tangannya. Si suami pun dengan sigap memasangnya. Dia memegang tangan wanita itu.

Sepulangnya dari toko, si istri menyambut sang suami dengan senyuman bercampur kesedihan. Dia bertanya, "Suamiku, apa yang terjadi padamu hari ini?"
"Tidak ada, berjalan seperti biasa. Saya melayani pembeli sebagaimana biasa,"
"Jujurlah suamiku! Pasti ada kejadian yang tak biasa hari ini," tanya si istri menyelidik.
"Maafkan aku wahai istriku, tadi datang seorang wanita membeli perhiasan di toko, dan aku memegang tangannya saat mencocokkan perhiasan yang akan dia beli." jawab sang suami merasa bersalah.
"Kau tahu wahai suamiku? Terjadi sesuatu yang buruk padaku hari ini, lelaki pengantar air yang biasa datang ke rumah, berani memegang tanganku."
Di rumah, si istri menunggu pesanan air minum, sebagaimana biasa. Pesanan datang dibawa oleh seorang lelaki. Kebiasaannya, sang suami sudah membayar terlebih dahulu, tapi kali ini dia lupa. Biasanya juga si pengantar hanya mengantarkan sampai di depan rumah, tanpa berjumpa langsung dengan penghuni rumah (si istri). Terpaksa si istri yang harus membayar langsung. Ketika si istri keluar dan mengulurkan tangannya untuk menyerahkan uang, lelaki tadi begitu berani mendekatinya, sangat dekat, sampai-sampai dia memegang tangan si istri. Si istri lalu menarik tangannya dan beristigfar, begitu juga dengan lelaki pengantar air tadi.
Si istri menangis tersedu.

Keduanya pun menangis.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Masthoms16 | Macys Printable Coupons