Sabtu, 14 Desember 2013

INSTAL ULANG HIDUPMU!

Akhi, seiring berlalunya masa panjang yang kita tempuh, seiring banyaknya aktifitas yang kita lakukan. Terkadang hidup kita kehilangan makna. Hidup yang seharusnya lebih berarti dari pada hidup itu sendiri. Hidup untuk kebahagiaan yang abadi.
Tapi akhi, betapa banyak orang yang disekitar kita kehilangan makna hidup mereka. Mereka terus berjalan menapaki waktu tanpa ada arti, tanpa ada rasa.
Akhi, diri kita bukanlah milik kita, namun dia akan berarti bagi kita di saat kita mengerti siapa pemilik diri kita.  Akhi, hidup kita ini hanya sesaat, tapi yang sesaat ini pula lah yang menentukan bagaimana nasib kita di kehidupan yang abadi.
Karena kehidupan ini hanya kehidupan yang fana, Rabb semesta alam memberi kita panduan hidup yang tidak akan pernah tergantikan, yang Dia wahyukan kepada Rasul Mushthafa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, panduan itu ialah Al-Qur’an al-Karim.
Sepanjang sejarah manusia, hanya orang yang berpegang teguh pada Kitab Allah lah yang akan sukses, sukses dalam keabadian. Mereka sukses karena komponen diri mereka kompatibel (sesuai) dengan buku panduan yang Allah turunkan, sehingga derajat mereka pun ditinggikan.
Hari ini banyak komponen diri kita yang harus diperbaiki, kita harus menginstal ulang hidup kita!
Melihat permasalahan hari ini, kita harus meng-upgrade software Iman dan software Al-Furqan dalam diri kita, tentunya kita harus serahkan pada teknisi yang ahli, dalam hal ini ialah Ulama Rabbani.
Buang OS yang lama, ganti dengan yang baru! OS yang hanif dan cinta kebenaran. 

SELAMAT DATANG DI DUNIA PARA PEMBARU!
--Ibnu Surapati

Rabu, 06 November 2013

LALAI

<Lalai>
Coretan : Ibnu Surapati
23 nop 2009 06:22 a.m.

Awan kelabu
Rona merah jingga
Relung hati yang sepi
Coba tuk dihiasi
Jujur ikhlas kunci hidup yang utama
Jangan sampai sia-sia
Daku termenung menangisi dosa-dosa dariku
Kau hamparan savana yang luas
Bunga-bunga liar berduri
Bebas hidup sekenanya
Hampir di tepi jurang
Baru ku sadar, ku hampir terjatuh
Menganga siap menelan jiwaku


Negeri di atas awan, 23 Nopember 2009

Selasa, 05 November 2013

AKU

<Aku>
Coretan : Ibnu Surapati

Dengan ilmu Allah yang Maha Agung
Aku terlahir untuk menjadi hamba-Nya
Melakukan hal yang besar bagi dunia
Namun slalu berbekal untuk akhirat
Memegang teguh dua pedoman
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul –Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
Menjalin ukhuwah Islamiyah
Berkorban di jalan Allah dengan harta dan jiwa
Sungguh!
Di dalam kesulitan ada kemudahan
Jangan bersedih!
Sesungguhnya Allah bersama kita
ALL IS WELL
---------

Negeri di atas awan, 22 September 2010

Minggu, 27 Oktober 2013

Risalah Untuk Penghafal Al-Qur’an


Wahai saudaraku yang semoga dirahmati Allah.
Ketahuilah! Kita wajib memperdalam 4 masalah:

  1. Ilmu, yaitu mengenal Allah, mengenal Nabi Muhammad –shalallahu ‘alaihi wa sallam- dan mengenal Islam dengan dalil-dalil yang shahih.
  2. Amal, yaitu kita beramal sesuai dengan ilmu tadi.
  3. Dakwah kepadanya.
  4. Shabar atas segala apa yang menimpa kita dalam hal ini.

    Wahai saudaraku, ketahuilah! Penghafal Al-Qur’an adalah orang yang mulia, yang mengerjakan pekerjaan yang mulia, yaitu menghafal Firman Yang Maha Mulia yang diturunkan melalui Jibril –‘alaihissalam- malaikat yang mulia kepada rasul yang mulia, yaitu Muhammad –shalallahu ‘alaihi wa sallam-.
   Amalan adalah inti dari menghafal Al-Qur’an setelah mengetahui dan memahaminya. Dan karena inilah engkau disebut Hafidz (Penjaga) Al-Qur’an. Selain itu, ketahuilah, sia-sia apa yang kita harapkan.
   Hidup penghafal Al-Qur’an merupakan kehidupan yang indah. Mereka berkata dengan kata-kata Sang Pencipta mereka, mereka berbuat sesuai dengan perbuatan Rasul yang mulia.
   Kehidupan yang sementara ini hanyalah persinggahan, maka jadilah kita seperti seorang musafir, seorang perantau. Ingatlah! Seorang perantau cita-citanya adalah ‘pulang kampung’. Tinggal bagaimana kemudian kondisi diri kita ketika pulang kampung.
    Maka, janganlah terlalaikan oleh fananya dunia ini, karena kampung kita di akhirat adalah surga. Jangan sampai salah menempuh jalan, lupa jalan pulang, sehingga terjerumus ke kampung neraka –na’udzubillah min zalik-.
    Saudaraku, hidup ini memang sementara, tapi yang sementara ini pula yang menentukan bagaimana nasib kita pada kehidupan yang selanjutnya, kehidupan yang berbeda jauh dengan saat ini, kehidupan yang abadi, kehidupan pembalasan, bukan kehidupan amalan.
Hiduplah dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah!
۩Semoga Bahagia! ۩

Jumat, 11 Oktober 2013

Untuk Para Guru

CATATAN SEORANG MURID

Guru, melangkah tegap berbusung dada tak elok. Juga merunduk badan tak sepadan. Bertutur lancang telinga tak terima. Hati miris bila terluka. Kesalahan tentu ada, setiap orang di dunia. Namun maaf adalah keindahan tak terhingga, yang ditunggu oleh yang ber- salah. Getir memang hati guru, melihat tingkah laku keseharian kami.
Namun, guruku tersayang ada sepikul keinginan kami untuk memelukmu.
Guru, sebenarnya kami ini buta, kami tuli, kami bisu. Gelap dunia ini tanpa ilmu yang kau bagikan pada kami. Begitupun, masih saja kami pungkiri, itu karena kami bodoh wahai guru.
Guru, kami ingin menjadi baik, seperti yang engkau harap, namun kami belum sadar wahai guru. Kadangkala terbersit keinginan bodoh dan gila dalam pikiran kami. Kadang terlepas ucapan tak senonoh tanpa kendali. Itu semua karena ketidaksadaran kami.
Untuk itu maafkanlah kami wahai guru.
Ada hal yang ingin kami sampaikan wahai guru, kejengkelan dan kekesalan guru
akan terbayar jika shabar. Keletihan dan kepenatan kami harap jadi pelajaran.
Ini adalah keluhan kami yang slalu mengeluh:
“kami adalah benih yang diharapkan tumbuh di padang tandus, namun saat kami tumbuh, mengapa kami diinjak-injak?
Kami adalah burung yang ingin terbang dan berkicau di alam luas. Tapi, kenapa kami dikurung?
Kami adalah sapi yang diinginkan banyak susunya.
Tapi, kenapa tak diberikan pakan. Kami hanya dikurung dalam kandang kumuh.
Dengarkanlah hati kami, menjerit tanpa suara.”

Guruku tersayang, pesan kami, jadilah guru terbaik dunia akhirat. Ikhlas slalu dalam berbuat. Allah dan ummat jadi prioritas utama, demi kemaslahatan.
TERIMA KASIH GURUKU, semoga apa yang engkau lakukan diberkati oleh Allah SWT. Amiin.
“Terima kasih guruku!” ucapan singkat namun sulit diucapkan. Aku malu saat ada seorang guru yang berkata, “guru itu tidak minta apa-apa, dia hanya ingin dihargai.” Tam! Tak berkutik aku, seolah sebuah tamparan keras mengenai wajahku. Aku sadar sudah lupa pada guru. Catatan kecil ini aku persembahkan untuk guruku tercinta, semoga menjadi kenangan indah dariku, muridmu.
Guru, seiring rentang waktu menapaki sejarah, engkau telah buktikan cinta nan tulus kepada kami. Mencari untuk memberi. Berteriak demi nasehat. Marah untuk kebaikan kami.
Hari-hari berlalu tanpa kami sadari, dalam ketidak mengertian kami engkau sabar
menghadapinya. Dalam kegalauan hati dan pikiran kami engkau menuntunnya.
Guru, tingkah kami tak ubahnya seperti binatang liar. Hidup sesuka hati tak menentu. Bertindak seolah sudah tahu. Berkata seolah di atas awan. Berjalan seolah raja. Berlari seperti kucing ketakutan. Bersembunyi seperti tikus berbau busuk.

Catatan seorang murid. Dipersembahkan kepada guruku di SMKN 3 Takengon pada peringatan “Hari Guru” nopember 2010.

Senin, 07 Oktober 2013

Teks Pidato Ramadhan 1434 H

Assalamu'alaikum, salam hangat sobatku semua, kali ini saya ingin berbagi teks pidato tingkat TPA di kampung saya, meskipun bahasanya sederhana tapi coba kita ambil hikmahnya...keep reading!

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Muqaddimah 1: Innalhamdalillah, nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastagfiruh, wa na’udzubillah min syururi anfusina wa min sayyiati a’malina. Man yahdillahu fala mudhilla lahu, waman yudhlilhu fala hadiya lahu.
Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammad rasulullah.
Allahummah shalli wa sallim ‘ala nabiyina muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Amma ba’du:
Muqaddimah 2 : Alhamdulillahirabbil ‘alamin, ash-shalatu was-salamu ‘ala asyrafil ambiya’i wal mursalin, wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in. Amma ba’du:

Segala puji hanya pantas kita panjatkan bagi Allah ta’ala, Dzat yang telah menciptakan kita dan yang akan mematikan kita, Dzat yang memberi kita nikmat yang sangat banyak, udara untuk kita hirup, padi untuk kita makan, air untuk kita minum, dan masih banyak lagi.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi kita, nabi Muhammad saw, serta keluarga dan para sahabatnya. Beliau sangat cinta dan sayang pada kita, umatnya, hingga di penghujung hayatnya, beliau memanggil-manggil kita dengan panggilan yang menggetarkan hati: “ummati..ummati..ummati..”, semoga kita mendapat syafaat beliau kelak di hari kiamat. AMIIN
Jama’ah yang dirahmati Allah, kami berdiri di sini dalam rangka belajar, mencoba untuk mengeluarkan sepatah dua patah kata, sambil mengulang-ulang kaji, karena pepatah mengatakan: “lancar kaji karna diulang”.

Adapun judul pidato saya pada malam ini adalah tentang KEUTAMAAN ILMU.
Jama’ah yang semoga dirahmati Allah, Sungguh kita buta dan tersesat dalam menjalankan agama ini apabila tanpa didasari dengan ilmu yang benar, sebagaimana yg Allah firmankan:
“Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat”. (QS. Fathir : 19)
Saking tingginya kedudukan ilmu ini di mata Allah, maka Allah pun berjanji akan mengangkat derajat orang2 yang beriman dan berilmu, seraya berfirman :
“niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah : 11)
Oleh karena itu maka Imam Bukhari rahimahullah menulis dalam kitabnya SHAHIH BUKHARI sebuah Bab ILMU SEBELUM BERUCAP DAN BERAMAL, beliau mengambil dalil firman Allah SWT:
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad : 19)
Jama’ah yang dirahmati Allah, hidup tanpa ilmu bagaikan berjalan dalam kegelapan, sementara berilmu tanpa amalan bagaikan pohon yang tak ada buahnya, sebagaimana pepatah arab mengatakan:
Al-‘ilmu bila ‘amalin, kasyajarin bila tsamarin (ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tak berbuah)
Sesungguhnya orang yang berbiacara tentang agama ini tanpa didasari dengan ilmu akan celaka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saja masih saja berdo’a:
"Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."('Thaahaa: 114)
Kalau kita buka lembaran sejarah kita, para sahabat juga menuntut ilmu, para tabi’in juga menuntut ilmu, serta para alim ulama juga menuntut ilmu. Nah, pak bu, kita yang bukan nabi, bukan shahabat dan bukan tabi’in, kok merasa enteng aja gak menuntut ilmu, ya bu, ya pak.
Minimal, paling tidak, kita wajib belajar tentang ibadah yang fardhu ‘ain, misalnya shalat, eh kita pengen masuk surga tapi shalatnya asal-asalan, parahnya lagi bu, pak, banyak yang tidak shalat, kenapa? Karena bodoh terhadap agama ini.
Jama’ah yang dirahmati Allah, saya akan menutup pidato ini dengan sebuah kisah yang terjadi di zaman khalifah Amirul mu’minin Ummar bin al-Khaththab radhiallahu ‘anhu:

Suatu hari, ada seorang bapak yang mengadu kpd Umar ttg anaknya yang sangat bandel dan nakal, “wahai amirul mu’minin! Anak saya sangat bandel, anak saya telah durhaka, malah dia berani menamparku”.
Umar pun berkata, “kalau benar begitu, panggil anakmu kemari!”
Setelah anak itu sampai di hadapan sang Amirul mu’minin, Umar menasehatinya dengan nasehat yang sangat baik , si pemuda ini tadipun menyimak dengan seksama, ketika Umar selesai berbicara si pemuda ini mulai angkat berbicara, “wahai Umar, bolehkah saya bertanya?”
Umar menjawab, “Tentu wahai anak muda, silahkan!”
“wahai amirul mu’minin, tolong sebutkan apakah kewajiban orangtua yang harus ia tunaikan pada anaknya?”
Maka umar radhiallahu ‘anhu menjelaskan, “Oh, ada 3,
Pertama, sebelum dia menikah, dia harus mencari calon istri yang sholehah,
Kedua, Jika Allah memberi dia rizki berupa anak, dia harus menamainya dengan nama yang bagus/nama-nama islami,
Ketiga, apabila anak ini beranjak besar, maka dia wajib mengajarinya Al-Qur’an.”

Mendengar jawaban sang Amir, pemuda tadi berkata, “Wahai amirul mu’minin, sesungguhnya ayahku ini tidak menunaikan satupun dari yang engkau sebutkan, Ibu saya seorang majusi, bagaimana saya bisa mengenal Islam? Dan apakah engkau tahu siapa namaku? Dia memberiku nama Ja’ran (kotoran onta), dan yang ketiga, jangankan mengajarkan Al-Qur’an, satu huruf pun tidak pernah ia ajarkan kepadaku.”
Lantas Umar berpaling kepada sang Ayah, “ternyata bukan anakmu yang durhaka, tetapi kamulah yang durhaka kepada anakmu.”
Mari bersam-sama kita tingkatkan semangat untuk belajar, belejar dan belajar.
Mohon maaf atas segala kekurangan, terimakasih atas segala perhatian, wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Minggu, 19 Mei 2013

GURUKU

Oleh: Anwar Suradi
Nopember 2009
Pagi hari yang dingin
Menusuk sumsumku
ku arungi kabut pagi
kaki menapaki jalanan berkubang
menganga siap tuk menelan kaki yang melangkah
seekor burung menari di angkasa dengan riangnya
menyambut mentari pagi
tak hiraukan daku
bertabur peluh dan keringat dingin mengucur di tubuh
jalanan berkabut terus ku lewati
tak peduliku
pada sejuta mata
yang menatap tajam padaku
tujuanku ingin bertemu denganmu..
wahai guruku
menimba ilmu yang belum ku tahu
kau ajarkanku dengan kebesaran jiwamu
sabar hadapi tingkah laku ku
kau tetap berusaha tuk tersenyum padaku
meskipun hatimu hancur
oleh kenakalan diriku

   Guru...
   Setiap desah nafasku
   Ku berdo'a pada Tuhan
   Moga kau diteguhkan dengan iman
   Hidup dengan kedamaian
   Ditemani alunan indah ayat suci Al-Qur'an
   Zikir daunan dan tasbih kuncup-kuncup
   Bunga mekar indah isi hari-harimu

Guruku...
Janganlah kau menangis
Janganlah kau bersedih
Ku slalu rindukanmu
Ku sayang padamu
Oh guruku..

Teman Terbaik

Selama aku mencari
selama aku menanti bayang-bayangmu di batas senja
Matahari membakar rinduku
Ku melayang terbang tinggi
Usaha membeda-beda menembus dinding waktu
Ku terbaring dan pejamkan mata
Dalam hati ku panggil namamu
Semoga saja kau dengar dan merasakan getaran di hatiku
Yang lama haus akan sapaanmu
Seperti saat dulu
Saat kita bersama
Kau senyum dan bercanda denganku
Dan kau bisikkan kata-kata aku teman terbaikmu :)

Olek: Kak Wahyuni

Minggu, 21 April 2013

Optimisme dan efeknya terhadap jantung



Oleh: Abduldaem Al-Kaheel

(Arrahmah.com) – Penelitian medis terbaru memastikan akan pentingnya optimisme dan berita gembira, dan memperingatkan bahaya pesimisme, terutama terhadap pasien jantung, bagaimana dengan ajaran agama kita? Mari kita baca:

***

Betapa agungnya ilmu dan pengajaran yang dibawa oleh Islam, dan betapa indahnya ayat-ayat Al-Quran, sebagaimana indahnya sabda Nabi Muhammad saw … Bahwa beliau (Nabi saw) selalu menunjukkan sikap optimis dan memberikan berita gembira berupa rahmat dari Allah, dan beliau tidak pernah merasa sedih atas berbagai urusan dunia, karena beliau selalu mengamalkan firman Allah: “Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. [Yunus: 58].

Bahwa nabi saw juga mengagumi dan memotivasi untuk memiliki sikap dan berjiwa optimis, sebagaimana beliau sangat jauh dari orang-orang yang pesimis, bahkan melarang takhayul dan “pandangan hitam/pesimis” terhadap masa depan.

Karena itu Allah SWT berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Al-Ahzab:21)

Maka wajib bagi kita meneladani sunnahnya dan mengambil petunjuk darinya; untuk tidak berjiwa pesimis tapi selalu optimis terhadap hal-hal yang baik, karena ia merupakan salah satu akhlak nabi saw.

Namun bagaimana dengan ilmu pengetahuan modern, apakah ada penemuan ilmiah yang mengkonfirmasikan tentang ajaran Nabi pembawa rahmat ini ?

Sebuah penelitian di Amerika menyatakan bahwa seseorang yang berjiwa pesimis dapat membinasakan dirinya, terutama bagi seorang yang mengidap penyakit jantung. Dalam penelitian menunjukkan adanya tingkat kerentanan bagi penyakit jantung yang berakibat pada kematian, terutama pada saat terjadi sikap pesimis yang memberikan pengaruh pada kondisi kesehatan jantungnya.

Dr. John Barefoot dari Pusat Medis Universitas Duke of America berkata: ini adalah penelitian awal yang menguji seberapa besar pengaruh motivasi terhadap pasien dalam kesembuhan penyakitnya, yang akhirnya mempengaruhi peluang mereka untuk bertahan hidup.

Pada penelitian sebelumnya difokuskan pada dampak harapan pasien terutama yang berhubungan dengan kondisi penyakitnya, kemampuannya untuk melanjutkan hidup secara normal, dan secara khusus yang berkaitan dengan aktivitas dan latihan fisik. Namun sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa pengaruh sikap optimisme seorang pasien pada kesehatan fisiknya sangatlah besar.

Para peneliti dari Duke University of America melakukan penelitian terhadap 2800 pasien yang menderita sakit arteri koroner, setidaknya, setiap mereka menderita penyumbatan pada arteri. Dan pada kesempatan itu, para pasien diminta untuk mengisi kuesioner untuk mengukur ekspektasi mereka tentang kemampuan mereka untuk pulih dari penyakit dan pola pemulihan kehidupan normal.

Menurut penelitian tersebut disebutkan bahwa 978 pasien meninggal dalam kurun waktu 6-10 tahun sejak dimulainya penelitian ini. Hal ini mengungkapkan bahwa 66% penyebab kematian mereka adalah karena penyakit arteri koroner.

Hasil studi ini menyebutkan adanya tingkat kematian terhadap pasien yang menunjukkan sikap pesimis terhadap kesehatan mereka, yaitu dua kali lipat dibandingkan dengan pasien lain.

Menurut sudut pandang peneliti; adalah sesuatu yang wajar jika terjadi hubungan antara depresi dengan meningkatnya angka kematian pada seseorang, walaupun hasil temuan saat ini menunjukkan besarnya dampak harapan pasien pada pemulihan dan kesahatan dari penyakitnya, meskipun ada faktor-faktor psikologis atau sosial lainnya.

Dr “Barefoot” menegaskan bahwa penelitian memberikan nasihat kepada para dokter akan pentingnya memberikan perhatian khusus terhadap sudut pandang dan pola fikir pasien tentang penyakitnya, karena hal ini akan berdampak pada pemulihan. Sebagaimana dijelaskan bahwa pasien yang memiliki harapan positif (optimis) terhadap penyakitnya, tidak hanya akan memperbaiki perasaannya saja, namun juga dapat memberikan harapan untuk hidup lebih lama.

Dari temuan-temuan ilmiah ini dapat kita fahami akan pentingnya sikap optimis, terutama orang yang beriman akan rahmat Allah, sebagaimana firman-Nya:

يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ

“Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman”. (Al-Imran:171).

Dan Nabi saw sendiri merasa takjub dengan segala urusan orang beriman, karena seluruhnya mengandung kebaikan: Jika ditimpa musibah (kesusahan) bersabar maka itu adalah baik baginya, dan jika ia ditimpa kesenagan bersyukur dan itu juga baik baginya!!

Dari sini kita mendapatkan dua pelajaran tentang ciri orang yang bertaqwa: sabar dan syukur. Karena itu orang yang beriman memiliki ciri khas tersendiri daripada orang yang tidak beriman melalui dua karakter tadi, terutama pada saat berhadapan dan berinteraksi dengan kehidupan dan problematikanya. Bahwa sabar dan syukur membuat orang beriman lebih optimis dan jauh dari sikap pesimis, karena ia sadar bahwa Allah selalu bersamanya, dan tidak akan merasa khawatir dengan masa depannya, apalagi surga telah menunggunya sehingga dirinya tidak akan merasa bersedih hati terhadap sesuatu yang luput darinya, dan tidak takut terhadap keburukan yang sedang dihadapinya. Allah SWT berfirman:

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ * لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. [Yunus: 62-64].

Apakah ada sesuatu yang lebih indah yang dimiliki orang yang beriman dari kabar gembira di dunia ini dan di akhirat nanti, apa yang dia inginkan setelah itu?

إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ * دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ وَآَخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai- sungai di dalam syurga yang penuh kenikmatan. Do’a mereka di dalamnya Ialah: “Subhanakallahumma”, dan salam penghormatan mereka Ialah: “Salam” dan penutup doa mereka Ialah: “Alhamdulilaahi Rabbil ‘aalamin”. (Yunus:9-10)

Potensi Khusyu’

Dampak mendengarkan suara Al-Qur’an terhadap jantung
Potensi kesembuhan dengan Alquran: Antara Ilmu dan Iman
Tips untuk mengatasi stres melalui Al-Quran dan Sains
Penyembuhan melalui mendengarkan Al-Quran
——————–

www.kaheel7.com/



Referensi:

1.http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=87828

2.http://www.webmd.com/heart-disease/news/20080313/pessimism-deadly-for-heart-patients

3.http://www.paltoday.com/arabic/news.php?id=62570

- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/04/13/optimisme-dan-efeknya-terhadap-jantung.html#sthash.sqNTzjeS.dpuf

Kamis, 18 April 2013

Doa memohon keteguhan di atas agama Islam



(Arrahmah.com) – Kita hidup di zaman yang kehidupan mayoritas manusianya telah jauh dari petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akidah mereka telah dicampuri oleh banyak kesyirikan dan kekufuran. Ibadah mahdhah mereka telah banyak dicampuri oleh bid’ah. Akhlak mereka telah diwarnai oleh kemaksiatan dan kemungkaran. Pedoman hidup mereka dalam aspek ekonomi, politik, sosial dan budaya telah digantikan oleh hukum-hukum kufur produk hawa nafsu pemimpin kekufuran.

Kita harus berpegang teguh erat-erat dengan Al-Qur’an dan as-sunnah dalam kondisi zaman seperti ini. Kita harus bergaul dan berteman erat dengan orang-orang shalih dalam lingkungan yang islami. Merekalah yang akan menasehati kita saat kita lalali dan menguatkan kita saat kita lemah. Merekalah yang akan mendukung kita agar senantiasa istiqamah di atas kebajikan dan ketakwaan.

Dan selain semua usaha manusiawi tersebut, kita senantiasa memerlukan bantuan ilahi. Berdoa memohon bimbingan dan pertolongan Allah merupakan sebuah keniscayaan. Jangankan kita, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam pun tetap memohon bimbingan dan pertolongan Allah agar senantiasa istiqamah di atas agama Allah Ta’ala.

Sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bahwasanya beliau biasa membaca doa:

«اللَّهُمَّ احْفَظْنِي بِالْإِسْلَامِ قَائِمًا، وَاحْفَظْنِي بِالْإِسْلَامِ قَاعِدًا، وَاحْفَظْنِي بِالْإِسْلَامِ رَاقِدًا، وَلَا تُشْمِتْ بِي عَدُوًّا حَاسِدًا، وَاللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ كُلِّ خَيْرٍ خَزَائِنُهُ بِيَدِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ كُلِّ شَرٍّ خَزَائِنُهُ بِيَدِكَ»

“Ya Allah, jagalah aku dengan Islam saat aku berdiri, jagalah aku dengan Islam saat aku duduk, jagalah aku dengan Islam saat aku tidur dan janganlah Engkau membuat musuh yang mendengki gembira atas penderitaanku!

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu segala kebaikan yang kunci-kuncinya berada di tangan-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukan yang kunci-kuncinya berada di tangan-Mu.” (HR. Al-Hakim no. 1924. Dinyatakan shahih oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi dan Al-Albani)

(muhibalmajdi/arrahmah.com)

- See more at: http://www.arrahmah.com/rubrik/doa-memohon-keteguhan-di-atas-agama-islam.html#sthash.QqNl82kx.dpuf

Wawancara



Bismillahirrahmanirrahim..
Diceritakan kepada sebuah kisah, tentang seorang anak yang sedang di interview untuk masuk sebuah ma’had (setingkat SMP). Kisah ini mengajarkan kita bagaimana pikiran dan kata-kata positif mempengaruhi cara pandang kita dan cita-cita kita.
Interviewer (I) : kenapa kamu memilih ma’had dari pada sekolah umum? Padahal disana kamu bisa bebas untuk berpacaran, main ha-pe, dsb.
Anak (A) : saya ingin menjadi orang Islam yang paham tentang Islam.
Sang Interviewer terharu mendengar jawaban anak tersebut, lalu bertanya,
I : apa cita-citamu?
A : saya ingin menjadi pengusaha!
I : lho.. kamu ingin jadi pengusaha kok ke tempat seperti ini, bukannya ke tempat umum yang lain?
Dengan nada mantap sang anak menjawab,
A : saya ingin menjadi PENGUSAHA MUSLIM!
Lihatlah betapa anak ini berbicara dengan ungkapan yang positif, yang sangat jarang kita temui ungkapan seperti itu dari orang seumurannya.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan apa saja yang engkau semua lakukan dari kebaikan, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahuinya." (al-Baqarah: 215)
Rasulullah –Shalallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda : “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan pada masing-masingnya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah terhadap apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan Allah, dan jangan bersikap lemah (pesimis)”. (HR. Muslim)

sumber gambar : https://www.redhuanassyabab.blogspot.com/

Selasa, 16 April 2013

Hari Ini Milik Anda


Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa Anda inilah hari Anda.
Umur Anda, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dllahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu, hidup Anda tak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.
Pada hari ini pula, sebaiknya Anda mencurahkan seluruh perhatian,kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah, Anda harus bertekad mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu', bacaan al-Qur'an yang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta perbuatan baik terhadap sesama.
Pada hari dimana Anda hidup saat inilah sebaiknya Anda membagi waktu dengan bijak. Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamlah kebaikan sebanyakbanyaknya pada hari itu. Dan, persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari itu. Ber-istighfar-lah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada-Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan menuju alam keabadian, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan jabatan Anda hari dengan penuh keridhaan.
{Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur.}
(QS. Al-A'raf: 144)
Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian.
Jangan lupa, hendaklah Anda goreskan pada dinding hati Anda satu kalimat (bila perlu Anda tulis pula di atas meja kerja Anda): Harimu adalah hari ini. Yakni, bila hari ini Anda dapat memakan nasi hangat yang harum baunya, maka apakah nasi basi yang telah Anda makan kemarin atau nasi hangat esok hari (yang belum tentu ada) itu akan merugikan Anda?
Jika Anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin, atau
mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi? Jika Anda percaya pada diri sendiri, dengan semangat dan tekad yang kuat Anda, maka akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip: aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri Anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.
Dan itu, akan membuat Anda berkata dalam hati, "Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik dan juga membicarakan kejelekan orang lain. Hanya hari ini aku berkesempatan menertibkan rumah dan kantor agar tidak semrawut dan berantakan. Dan karena hanya ini saja aku akan hidup, maka aku akan memperhatikan kebersihan tubuhku, kerapian penampilanku, kebaikan tutur kata dan tindak tandukku."
Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin,membekali diri dengan shalat-shalat sunah nafilah, berpegang teguh pada al-Qur'an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat.
Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya', dan buruk sangka.
Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kepada siapapun. Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah,menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang kesulitan, membantu yang orang dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi anak kecil, dan berbakti kepada orang tua.
Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan, "Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetik pun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi." "Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan."
"Hari ini milik Anda", adalah ungkapan yang paling indah dalam "kamus kebahagiaan". Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan
yang paling indah dan menyenangkan.

Yang Lalu Biar Berlalu



Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.
Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam 'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali,karena ia memang sudah tidak ada.
Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu! Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya,keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan,dan sekaligus menakutkan.
Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat
berharga. Dalam al-Qur'an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.
Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.
Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang,sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa engkau tidak menarik gerobak?"
"Aku benci khayalan," jawab keledai.
Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puingpuing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya. Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melibat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!
--La Tahzan! DR. 'Aidh Al-Qarny

Aku Memilih Islam, Karena...


"Kenapa aku memilih menjadi muslim?" Akhirnya setelah rada gedhe, pertanyaaan yang beginian muncul juga dikepala. Dan seharusnya, sebagai manusia yang sudah bisa berpikir, harus donk aku mulai berpikir untuk jawaban kenapa itu. Hal yang beginian emang kudu, soalnya aku nggak mau dipikir cuma sekedar dapat "iman warisan" atau ikut- ikutan ortu atau keluarga yang memang dari sononya udah memeluk agama Islam.

Yups, dan proses mencaripun akhirnya dimulai. Ternyata, nggak sesusah yang aku pikir. Bahkan dari pikiranku dan pengetahuan yang minimalis ini, aku semakin mantab untuk menjadikan Islam sebagai Agamaku.

Pertama, Sementara agama lain meyakini tuhan mereka yang "banyak", dalam Islam, aku diajarkan untuk hanya menyembah tuhan yang satu dan satu- satunya, yaitu Allah. Allah tidak memiliki anak, cucu atau Ortu, apalagi asisten. Hanya Allah saja sang penguasa langit dan bumi. Maka dari itu, tidak boleh ada ketundukan kepada siapapun, kecuali hanya kepada Allah, seperti disebutkan Dalam Al Quran, "Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allahlah agama yang bersih (dari syirik)." (Az-Zumar: 2-3). Konsep ini sangat simple dan mudah banget ditangkap atau dipahami siapapun.

Aku juga terkesan dengan ibadah sholat. Selain mengajarkan disiplin, orang yang menegakkan sholat akan bener- bener tahu caranya berterimakasih, dan nikmatnya ketemu dengan sang pencipta. Ini bisa mencegah seseorang dari mengerjakan hal- hal maksiat. Tentu sajalah, gimana cerita orang yang habis maksiat, trus bisa pede ketemu Tuhannya. Dengan sholat juga, kita bisa "bersih" dari segala dosa. Ibarat kata, seseorang yang mandi sehari sampai lima kali, nggak mungkin masih ada kotoran melekat di tubuhnya.

Kedua, hanya dalam islam, aku bisa nemuin aturan detail mulai dari urusan kamar mandi sampai urusan negara, dari urusan kita lahir sampai mati, dari segala pernak pernik cewek dan urusan cowok, sampai apapun yang ada di langit dan dibumi, Semua tertulis kumplit di Alquran dan Hadist. Hal yang kaya' gini, yang nggak ada di agama lain.

Ketiga, konsep keadilan di Islam tuh jelas. Yang baek masuk surga, yang jahat ke neraka. dan nggak maen- maen, balasan di surga itu jauh lebih baik banget dari pada yang udah kita lihat di dunia. Ini seperti disabdakan Rasulullah SAW, "Allah berfirman, ‘Aku telah sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih kenikmatan surga yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga, serta terlintas di hati manusia" (HR. Bukhari& Muslim). Dan sebaliknya, orang yang jahat dan durhaka kepada Allah akan berakhir tragis di neraka, seperti difirmankan Allah dalam Alquran, "... Setiap kulit tubuh mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan adzab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An Nisa’:56). Jadi nggak akan ada cerita, orang yang berbuat baik nggak bakalan bahagia, dan sebaliknya, nggak akan bisa juga orang yang berbuat jahat leluasa tanpa hukuman.

Next, aku juga terkesan karena Islam mengajarkan manusia berbagi lewat berzakat. Nggak seperti budaya kapitalis dimana yang miskin nambah jadi miskin, dan yang kaya tambah kaya, atau dengan bahasa lain, kita jadi acuh sama saudara disekitar kita yang nggak tau mereka udah makan atau belum.

Islam juga melindungi banget kehormatan cewek dengan jilbab dan kerudung, sementara nggak ada aturan yang beginian aku temuin di yang lain- lain. Secara, seorang cewek memanglah indah buat dilihat dari segi manapun. Makanya biar nggak jadi murahan, para cewek kudu dan wajib nutup auratnya. Lagian kalau dilihat juga lebih adeem dari pada yang dipamerin nggak jelas gitu.

Nggak cuma masalah tubuh dan aurat, Islam juga mengajarkan tata cara cewek bergaul, berdandan, bersikap, tentang kewajiban, bahkan sampai hak warisnya pun dibahas dengan fair dan detail sedeatil- detailnya. Subhanallah... ini semua dilakukan karena Islam memang sangat memuliakan wanita. Dan hal yang sama juga berlaku buat para cowok.

Nggak cuma hubungan sesama manusia, bahkan dengan alam atau binatang sekalipun,semua dikupas tuntas dalam islam dengan perfect banget.

Dalam hal makanan, islam juga paten banget dalam mengatur. Islam hanya memperbolehkan kita makan yang baik- baik dan yang didapatkan dengan cara yang baik juga. Allah berfirman,“Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan; karena sesungguhnya syaithan adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah:168). Itu bukti kalau Allah memanglah maha pengasih kepada hambanya.

Oh ya, kata siapa islam identik dengan kekerasan? Islam banget- banget menekankan untuk kita berbuat baik kepada siapapun. Bahkan untuk urusan memilih agama aja, nggak ada paksaan tuh buat masuk islam, seperti tertulis dalam Al Quran, "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)..."(Al Baqarah ayat 256). Trus islam juga mengajarkan untuk kita selalu baeek sama orang lain, seperti disabdakan Rasulullah, "Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sebelum ia mencintai saudaranya (sesama muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”

Satu lagi, banyak banget ternyata keajaiban Al Quran yang diungkap dijaman modern ini. Dan mereka, para peneliti itu, bukan orang yang ilmunya pas-pas an, melainkan ahli yang mantab banget dibidang mereka masing- masing. keajaiban itu mulai dari urusan langit sampai hal- hal yang ada di bumi. Ini menandakan kalau Al Quran memanglah bukan buatan manusia yang ilmunya terbatas banget.

Begitulah, kenapa aku akhirnya memilih islam, dan hal yang diatas itu cuma sebagian kecil alasan kenapa aku mantab memilih islam. Kesimpulan yang aku dapat, jika dibandingkan dengan yang lain dari segi apapun dan dari sudut manapun, islam akan tetap jadi yang paling utama. Nggak percaya? Buktikan saja sendiri!!!

(Nayma/Voa-islam.com)

Islamic Youth Movement!


[Drise #029] Remaja, idealnya menjadi harapan bangsa, negara, dan agama. Seiring bertambahnya usia, kelak mereka yang bakal dapat giliran untuk memimpin umat. Jika masa remaja gencar diisi dengan kegiatan positif dan menebar manfaat, tentu kebangkitan Islam dan kaum Muslimin yang dimotori para pemuda tinggal tunggu waktu. Namun kalo yang terjadi sebaliknya, remaja pada galau dihantam virus hedonis alamat kebangkitan cuman jadi khayalan.
Remaja ideal sejatinya selalu punya rencana dalam menjalani hidupnya. Lantaran hidup cuman sekali kudu dioptimalkan untuk meraih prestasi. Makanya wajar kalo memasuki awal tahun, remaja antusias bikin resolusi. Sebuah resolusi adalah semacam planning alias perencanaan untuk mewujudkan mimpi di tahun ini. Saat bikin resolusi, kita mesti perhatikan dua hal. Pertama, mengevaluasi langkah, peristiwa, fakta yang telah terjadi di tahun sebelumnya. Kedua, merencanakan atau memproyeksi apa yang akan terjadi dan dilakukan di tahun depan. Yup, biar kegambar jelas bagian mana yang mesti diperbaiki dan langkah strategis apa yang mesti dijalani demi meraih mimpi. Untuk itu, penting kita evaluasi kondisi remaja sebelum membuat resolusi. Yuk mari!
Potret Buram Remaja 2012

Tahun 2012, dunia remaja masih belepotan tinta hitam yang menambah buram potret generasi muda. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan, 51 persen remaja di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek telah berhubungan seks pranikah. “Artinya dari 100 remaja, 51 sudah tidak perawan,” kata Kepala BKKBN Sugiri Syarief usai memberikan sambutan pada acara grand final Kontes Rap memperingati Hari AIDS sedunia di lapangan parkir IRTI Monas, Ahad (28/11/2012)
Data BKKBN mengenai estimasi aborsi di Indonesia per tahun mencapai 2,4 juta jiwa, sebanyak 800 ribu di antaranya terjadi di kalangan remaja. “Dari 2,5 jutaan pelaku aborsi tersebut, 1 – 1,5 juta di antaranya adalah remaja. Remaja sudah bisa aktif secara seksual, namun sulit memperoleh alat kontrasepsi. Akibatnya terjadi kehamilan yang tidak diinginkan,” kata Sudibyo Alimoesa, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN saat dihubungi detikHealth, Rabu (30/5/2012)
Dari total kasus HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan pada 1 Januari-30 Juni 2012 tercatat sebanyak 9.883 kasus HIV dan 2.224 kasus AIDS, dengan 45 persen di antaranya diidap oleh kaum muda. Masalah narkoba juga nggak kalah hebatnya seperti dikutip detikhealth (6/6/2012), bahwa BNN melansir 50-60% pengguna narkoba adalah remaja.
Tahun 2012 lalu, tawuran pelajar kembali naik daun pasca perseterua pelajar SMAN 70 dengan SMAN 6 yang menewaskan Alawi, siswa kelas X SMA 6. Tawuran pelajar seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perilaku pelajar. Meski sudah banyak jatuh korban, ‘perang kolosal’ ala pelajar terus terjadi. Data dari Komnas Anak, jumlah tawuran pelajar sudah memperlihatkan kenaikan pada enam bulan pertama tahun 2012. Hingga bulan Juni, sudah terjadi 139 tawuran kasus tawuran di wilayah Jakarta. Sebanyak 12 kasus menyebabkan kematian. Pada 2011, ada 339 kasus tawuran menyebabkan 82 anak meninggal dunia (Vivanews.com, 28/09/12)
Jika mau diurai lebih detail lagi, masih cukup panjang daftar kebobrokan dunia remaja selama tahun 2012. Data di atas cukup mewakili untuk menggedor keprihatinan kita akan nasib calon pemimpin bangsa. Idealnya, pemerintah selaku instusi tertinggi yang ngurus rakyat bergerak cepat untuk menyelamatkan generasi muda. Cari deh tuh akar masalah yang menjerat remaja. Terus segera ambil kebijakan untuk memangkas akar masalah biar nggak mewabah. Sialnya, pemerintah kita lebih banyak ngobatin gejala dibanding penyebab utamanya. Walhasil, potret buram remaja tak kunjung kinclong!
Sekadar contoh, Menteri Kesehatan Nafsiyah Mboi, usai membuka seminar Peringatan Hari Anak Nasional 2012 di gedung Kementerian Kesehatan, Jumat (13/7/2012) malah menyarankan ‘pacaran sehat’ ala Menkes dengan menggunakan kondom. Tidak bermaksud pesimis, tapi menilik program penanggulangan AIDS selama ini, tidak cukup berdampak pada jumlah kasus prevalensi dan insidensi AIDS. Kasus AIDS di Indonesia, trendnya makin meningkat. Data dari Kementerian Kesehatan, jumlah kumulatif kasus AIDS yang dilaporkan di Indonesia meningkat tajam dari 7.195 di tahun 2006 menjadi 76.879 di tahun 2011 (Kemkes, Laporan Situasi HIV dan AIDS di Indonesia, tahun 2006 dan 2011).
Kondomisasi cuma sebuah solusi pragmatis yang sangat menyesatkan. Pasalnya, kondomisasi bukan menghilangkan akar masalah sesungguhnya, yakni seks bebas yang kian beringas di kalangan remaja. Sebaliknya, kondomisasi makin menambah masalah, karena secara tidak langsung melegalisasi seks bebas. Bukannya mengantisipasi, malah memfasilitasi. Akibatnya, kampanye kondom berpotensi menguatkan gaya hidup seks bebas. Hal ini pernah diungkapkan oleh Mark Schuster dari Rand, sebuah lembaga penelitian nirlaba, dan seorang pediatri di University of California. Berdasarkan penelitian mereka, setelah kampanye kondomisasi, aktivitas seks bebas di kalangan pelajar pria meningkat dari 37% menjadi 50% dan di kalangan pelajar wanita meningkat dari 27% menjadi 32% (USA Today, 14/4/1998).
Harapan Itu Masih Ada

Ketika potret dunia remaja kian hari memburam, masih ada secercah harapan dari potensi remaja yang belum dioptimalkan. Pertama: potensi ‘alami’ yang dimiliki oleh remaja sebagai pribadi yang energik, letupan semangat yang berapi-api, intelektualitas muda yang bisa diandalkan, serta kekuatan fisik yang masih prima. Kedua: adanya pergerakan dari remaja muslim yang mencerminkan perlawanan terhadap dominasi pemikiran dan budaya sekuler. Juga gaung kebangkitan yang gencar disuarakan dalam bentuk kegiatan nyata serta opini di dunia maya.
Dalam catatan kaleidoskop 2012, masih cukup hangat dalam ingatan kita tentang isu ‘rohis sarang teroris’ yang diopinikan oleh salah satu stasiun teve swasta. Tak ayal, serentak semangat pembelaan untuk melawan opini itu bermunculan dari aktivis Rohis sampai alumni Rohis. Hingga terwujud dalam aksi damai pada hari Minggu (23/9) yang diikuti oleh sekitar 2 ribu pelajar dari berbagai sekolah tumpuk di Bundaran Hotel Indonesia. Mereka menuntut agar Metro TV meminta maaf. Hal senada juga muncul dalam galang opini via page facebook bertajuk “1.000.000 Gerakan Tuntut Metro Tv Minta Maaf Kpd Rohis Se-Indonesi”.
Perlawanan terhadap ide-ide sesat dan menyesatkan dari kaum Jaringan Islam Liberal (JIL) gencar disuarakan generasi muda muslim dalam tagline “Indonesia Tanpa JIL (ITJ)”. Opini dengan cepat menyebar melalui sosial media. Page ITJ dipadati facebooker yang mendukung perlawanan terhadap celoteh Ulil Abshar dan konco-konconya. Bahkan pergerakan ITJ secara massif ditunjukkan dengan aksi sebar flye yang berisi alasan menolak JIL di berbagai kota dan tempat.
Tanggal 14 Februari 2012 lalu muncul pergerakan kampanye #MenutupAuratSedunia di berbagai negara. Mulai dari Indonesia, Malaysia, Inggris, Hongkong, Macau, dan Thailand. Gerakan Menutup Aurat (GERAK) dicetuskan oleh sahabat aktivis Jakarta yang diketuai Herry Nurdi (Penulis/PresidenTeachers Working Group Indonesia). Gerakan ini mendapat sambutan hangat dari remaji untuk menunjukkan eksistensinya dibalik hijab syar’I dengan mengadakan aksi turun ke jalan dan kajian Islam.
Fakta lain yang tak kalah menggembirakan adalah pergerakan remaja yang berkomitmen untuk berjuang membela Islam serta penerapan syariah sebagai sebuah sistem aturan negara. Setidaknya itu terwakili oleh acara yang diprakarsai oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) dalam bentuk Konferensi Remaja Islam di berbagai kota dan puncaknya diadakan di Jakarta.
Yel – yel “Al-Fatayuriid Khilafah Islamiyah” bergemuruh dalam acara Konferensi Remaja Islam yang berlangsung Ahad (16/12/2012). Acara yang bertajuk “Khilafah, Negara yang Melindungi dan Menyejahterakan Remaja” tersebut dihadiri lebih dari 1500 siswi muslimah dari SMP – SMA se-Jabodetabek dan Banten. Dalam acara tersebut, para oratornya terdiri dari par remaja, sebut saja Khonsa RD, siswi kelas X berorasi tentang remaja dalam budaya yang merusak dalam bahasa Inggris, kemudian Azkia Rizka, siswi kelas XI berorasi tentang Remaja dalam Pendidikan Sekuler yang BerorientasI Ekonomi.
Kegiatan ini menjadi momentum bersatunya semangat para remaja untuk memperjuangkan Islam. Remaja harus menyadari bahwa mereka adalah generasi penerus umat yang agung. Oleh karena itu, remaja harus terlibat dalam perjuangan menegakkan kembali Khilafah. Menjadikan hidup bergairah hanya dengan dakwah. Yess!
Dakwah, Resolusi Remaja 2013!

Resolusi sejatinya nggak cuman untuk diri sendiri. Tapi dijadikan gerakan bersama kebangkitan remaja. Yup, gerakan resolusi remaja muslim. Biar gaungnya lebih terasa dan beban yang berat bisa ditanggung bersama-sama. Karena kita sadar sepenuh hari, kita hidup sebagai seorang muslim yang menjadi bagian dari masyarakat. Maka sangatlah layak, kalo Resolusi harus bernafaskan ‘KITA’ dan beraroma ‘kebermanfaatan’. Why? Coz, Rasulullah Saw sudah mengingatkan:
“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia” (HR. Thabarani, Daruqutni)
“Barangsiapa bangun di waktu subuh (pagi), tidak memikirkan masalah kaum muslimin, maka dia bukan termasuk golongan kaum muslimin” (HR. Ahmad)
Resolusi bernafaskan ‘KITA’ adalah saatnya kita tidak hanya berpikir nafsi-nafsi, saatnya meninggalkan sikap dan sifat cuek. Stop berpikir “ini urusan gue, masalah buat loe?”, sebab pemikiran gitu hanya melahirkan manusia-manusia individualis, yang merupakan karakter masyarakat kapitalis kita sekarang ini. Dan nyadar atau nggak, masyarakat individualis, nggak ada nyetelnya dengan karakter kaum muslimin.
Resolusi beraroma ‘kebermanfaatan’ berarti keberadaan kita di tengah masyarakat, jangan malah bikin ulah bin masalah, tapi justru keberadaan kita harus memberi energi positif. Jadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Saatnya kita bergerak menggandeng tangan saudara kita yang lain untuk berbuat al-khair (kebaikan).
Dua rumus sederhana di atas (Kita dan Kebermanfaatan) akan terlihat nyata saat kita wujudkan dalam aktivitas full manfaat bin berkah yang disebut dengan dakwah. Ya, dakwah selain sebagai sebuah kewajiban yang harus dijalankan oleh seorang muslim, dakwah juga merupakan kebutuhan kita semua, tak bisa dibayangkan jika hidup tanpa dakwah, hanya memanen masalah!
Dakwah jualah sebagai bukti kepedulian kita terhadap sesama, karena di dalam dakwah ada aktivitas saling menasehati dalam kebaikan. Maka jika menginginkan kebaikan di masa datang, jika kita sedang menyusun resolusi, maka dakwah adalah jalan yang harus kita agendakan.
Dakwah akan lebih optimal jika dibangun tidak hanya bermodalkan semangat. Tapi dakwah yang bercermin pada dakwah Rasulullah Saw ketika beliau membangkitkan masyarakat. Beliau berdakwah secara fikriyah alias berdakwah secara pemikiran, menyerang pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan Islam, seraya menyodorkan pemikiran-pemikiran Islam. Mulai dari akidah, muamalah, syariah, akhlak, hingga daulah (negara). Dakwah tersebut dilakukan tanpa kekerasan, meskipun untuk mendakwahkannya butuh kegigihan, kesabaran.
Klop dengan kondisi saat ini, ketika banyak remaja tak bisa menunjukkan tajinya, saatnya remaja memilih untuk bangkit membingkai masa depan bersama Islam melalui jalan dakwah. Teman-teman kita, seperti sudah disebutkan tadi, sudah ada yang berani memilih berkomitmen memperjuangkan Islam dan syariahnya, maka kita hanya tinggal menyusulkan diri di barisan berikutnya. Sebab, pilihan hidup bersama kapitalisme-sekularisme, seperti saat sekarang ini, tak kunjung menyudahi masalah remaja dan masalah-masalah lainnya. Pilihan yang terbaik jika menginginkan masa depan yang lebih baik adalah hanya dengan Islam.
sumber: drise-online.com

Sabtu, 13 April 2013

Alexander Pertz, Kisah Bocah Amerika yang Masuk Islam


KISAH Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat.

Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.

Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.

Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad ‘Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.

Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu, “Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran ?”

Wartawan itu berkata: “Tidak”. Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.

Bocah itu kembali berkata , “Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?”. Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan. “Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji ? Apakah engkau telah menunaikan ‘umrah ?

Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ? Apakah pakaian ihram tersebut mahal ? Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ? Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami ?”

Setelah wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, “Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat.”

Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, “Apa yang membuatmu tertarik pada Islam ? Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?” Dia diam sesaat kemudian menjawab.

Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab, “Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku”.

Wartawab bertanya kembali, “Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?”

Muhammad tersenyum sambil menjawab, “Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama”. Kemudian dia meneruskan : “Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut”.

“Apakah cita-citamu ?” tanya wartawan

Dengan cepat Muhammad menjawab, “Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad”.

“Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut ?” tanya wartawan lagi.

Ibu Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : “Sesungguhnya gambar Ka’bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain”.

Tampaklah senyuman di wajah Muhammad ‘Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka’bah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.

Kemudian Muhammad meneruskan, “Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.”

Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, “Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini.”

“Apakah cita-citamu yang lain ?” tanya wartawan.

“Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka.” jawab Muhammad

Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.
Muhammad berkata, “Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina.”

“Apakah engkau mempunyai cita-cita lain ?” tanya wartawan lagi.

Muhammad menjawab, “Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.”

“Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam ?” tanya wartawan
Maka dia menjawab dengan meyakinkan : “Tentu”

“Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan ? Bagaimana engkau menghindari daging babi ?”

Muhammad menjawab, “Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.”

“Apakah engkau sholat di sekolahan ?”

“Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari” jawab Muhammad

Kemudian datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata kepada wartawan,”Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan ?”

Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu mengumandangkan adzan.

sumber: http://www.atjehcyber.net
Catatan: Apa yang dilakukan Alexander Pertz atau Muhammad Abdullah, belajar agama melalui buku, memang bagus. Karena kondisinya memang demikian, yakni ketiadaan pendidik muslim di lingkungannya. Tapi secara umum ada hal yang harus diketahui bahwa belajar agama harus dengan guru, buku hanya digunakan untuk pelengkap.
Read more: http://www.atjehcyber.net/2012/07/alexander-pertz-kisah-bocah-amerika.html#ixzz2QM8r6gX4

Doa ''Perbaiki Semua Urusanku''



Oleh: Badrul Tamam



“Wahai Dzat Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri dengan sendiri-Nya, dengan rahmat-Mu aku mohon pertolongan. Perbaikilah urusanku seluruhnya dan jangan Engkau serahkan aku kepada diriku walau hanya sekejap mata.”

Sumber Doa

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepada Fathimah Radhiyallahu 'Anha,

مَا يَمْنَعُكِ أَنْ تَسْمَعِي مَا أُوْصِيْكِ بِهِ، أَنْ تَقُوْلِي إِذَا أَصْبَحْتِ وَإِذَا أَمْسَيْتِ: يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، يِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

"Apa yang menghalangimu untuk mendengar apa yang aku wasiatkan kepadamu? Hendaknya saat berada di pagi dan sore hari engkau mengucapkan, ‘Wahai Dzat Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri dengan sendiri-Nya, dengan rahmat-Mu aku mohon pertolongan. Perbaikilah urusanku seluruhnya dan jangan Engkau serahkan aku kepada diriku walau hanya sekejap mata’.” (HR. Al-Nasai dalam al-Sunan al-Kubra, Al-Bazzar, dan Al-Hakim dan ia menyatakan sahih sesuai syarat muslim. Dishahihkan Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 227)

Terdapat redaksi serupa dari hadits Abu Bakrah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: Doa saat tertimpa kesahan:

اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

"Ya Allah, hanya rahmat-Mu yang aku harapkan, maka janganlah Engkau menyerahkan aku kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata dan perbaikilah seluruh urusanku. Tiada Ilah Yang berhak disembah selain Engkau." (HR. Abu Dawud no. 5090, Ahmad no. 27898 Ibnu Hibban. Dihassankan oleh Syaikh Syuaib Al-Arnauth dan Al-Albani dalam Shahih al-Jami' no. 3388)

Keutamaan dan Kandungannya

Do'a di atas adalah satu satu bacaan zikir pagi dan sore hari. Ini dapat dilihat dari perkataan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada putrinya Fathimah Radhiyallahu 'Anha, "Apa yang menghalangimu untuk mendengar apa yang aku wasiatkan kepadamu? Hendaknya saat berada di pagi dan sore hari engkau mengucapkan . ."

Ia termasuk doa yang sangat agung. Mengandung pernyataan ubudiyah kepada Allah dan tawassul kepada Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, yaitu al-Hayyu dan al-Qayyum. Di mana seorang hamba berharap bantuan dan dukungan-Nya serta meminta pertolongan dengan rahmat-Nya yang meliputi segala sesuatu. Harapannya, ia mendapatkan sesuatu yang membuatnya bahagia dunia-akhirat.

Kemudian ia meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar memperbaiki segala urusan dan hal-ihwalnya. Ia berdoa, "Perbaikilah urusanku seluruhnya," maksudnya: segala urusanku yang ada dalam rumahku, keluargaku, tetanggaku, sahabatku, pekerjaanku, studiku, jiwaku, hatiku, kesehatanku, dan segala sesuatu yang berhubungan denganku. Jadikanlah semua itu baik dan menyenangkan untukku.

Di sana ada keyakinan bahwa baiknya urusan seorang hamba adalah karunia Allah Ta'ala. Bukan semata hasil usaha hamba dan kemahirannya. Karenanya, doa tersebut ditutup dengan pengakuan akan kefakiran dan kelemahan diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sehingga seorang hamba benar-benar tunduk dan berserah diri kepada keagungan Allah 'Azza wa Jalla. Ia berkata,

وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

"Jangan Engkau serahkan aku kepada diriku walau hanya sekejap mata.” Maksudnya: jangan Engkau tinggalkan aku bersama kelemahanku sekejap saja, tapi sertailah aku dengan kesejahteraan selama-lamanya serta tolonglah aku dengan kekuatan dan kuasa-Mu. Karena siapa yang bertawakkal kepada Allah maka Dia akan mencukupkannya. Siapa yang memohon pertolongan kepada Allah, maka Dia akan menolongnya. Sesungguhnya seorang hamba senantiasa butuh kepada Allah setiap saat. tak sedetikpun ia mampu lepas dari pertolongan-Nya.

Celaan Merasa Tidak Butuh Kepada Allah

Sesungguhnya Allah telah mencela orang-orang yang tertipu dengan kekayaan dan kekuasaannya sampai ia lupa diri dan lupa akan kefakiran dan butuhnya kepada Allah; sehingga ia melampaui batas dan menyombongkan diri, maka ia menjadi orang celaka.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى

"Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup." (QS. Al-'Alaq: 6-7)

وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى

"Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar." (QS. Al-Lail: 8-10)

Letak Kesempurnaan Hamba

Sesungguhnya kesempurnaan hamba ditentukan oleh ubudiyahnya, pengakuannya terhadap kefakiran diri di hadapan Rabb-nya dan sangat-sangat butuh kepada-Nya, dan tidak bisa lepas dari pertolongan Allah walau sekejap mata. Karenanya, ia senantiasa berdoa,

أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

"Perbaikilah urusanku seluruhnya dan jangan Engkau serahkan aku kepada diriku walau hanya sekejap mata.”

Juga senantiasa berdoa,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu." (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)

Ia yakin bahwa hatinya berada di tangan Allah 'Azza wa Jalla. Dirinya tidak punya kuasa sedikitpun terhadapnya. Sedangkan Allah mengarahkan hati tersebut sekehendak-Nya. Dia berfirman tentang hakikat ini,

وَلَوْلَا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا

"Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka." (QS. Al-Isra': 74)

Penutup

Doa di atas sangat baik untuk dibaca setiap muslim pada pagi dan sore hari. Sebagai wujud ubudiyah kepada Allah dan butuhnya ia kepada pertolongan-Nya. Dengan ini, insya Allah, segala urusannya akan diperbaiki oleh Allah sehingga ia senantiasa berada di atas Shirathal Mustaqim, jalan petunjuk yang menyampaikan kepada kecintaan dan surga-Nya. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]

Kamis, 11 April 2013

Do'a agar diri dan keluarga istiqamah menjaga shalat


(Arrahmah.com) – Shalat wajib lima waktu adalah rukun Islam yang kedua. Ia merupakan rukun Islam terpenting setelah dua kalimat syahadat. Ia menjadi pemisah antara seorang muslim dan seorang kafir. Seorang muslim akan melaksanakan shalat wajib lima waktu secara rutin sampai akhir hayatnya. Ia hanya memiliki dua keadaan; shalat saat masih hidup dan dishalatkan saat ia meninggal.

Sayangnya shalat wajib lima waktu pada zaman sekarang banyak dilalaikan oleh sebagian kaum muslimin. Sibuk, malas, mengantuk, tak ada kawan, jauh dari masjid dan seabrek alasan lainnya diajukan untuk membela sikapnya yang meninggalkan shalat lima waktu. Jika ia seorang ayah atau suami, malas mengerjakan shalat lima waktu tersebut bisa jadi akan menular kepada istri dan anak-anaknya. Jika hal itu yang terjadi, sungguh dia telah menjadi bibit penyakit buruk yang menularkan penyakitnya kepada orang lain.

Untuk itu, sangat penting bagi setiap muslim untuk senantiasa memohon kepada Allah Ta’ala agar dikaruniai kesadaran, kekuatan dan keistiqamahan dalam melaksanakan shalat lima waktu. Terlebih, shalat lima waktu secara berjama’ah di masjid pada awal waktunya. Seorang ayah dan suami sangat perlu untuk melantunkan doa tersebut, agar tidak dirinya saja yang dikaruniai keistiqamahan, melainkan juga istri dan anak keturunannya.

Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, bapaknya para nabi dan rasul, telah mengajarkan kepada kita doa memohon keistiqamahan shalat wajib bagi diri pribadi dan anak keturunannya. Sebagaimana difirmankan oleh Allah Ta’ala:

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

“Wahai Rabbku, jadikanlah aku orang yang senantiasa mendirikan shalat dan juga anak keturunanku. Wahai Rabb kami, terimalah doa kami.” (QS. Ibrahim [14]: 40)

Mendirikan shalat dalam ayat yang mulia ini tentu bukan sekedar mengerjakan shalat wajib semata. Mendirikan shalat adalah mengerjakan shalat wajib dengan memenuhi syarat-syarat, rukun-rukun, sunnah-sunnah dan adab-adabnya. Shalat wajib dikerjakan secara berjama’ah di masjid pada awal waktunya dan dilakukan dengan penuh kekhusyukan. Lebih dari itu, dilengkapi dengan shalat-shalat sunnahnya.

Doa nabi Ibrahim ‘alaihis salam ini mengingatkan kita untuk menjadi pribadi yang shalih dan juga “menshalihkan” istri dan anak-keturunan kita. Apakah kita telah istiqamah menjaga shalat wajib kita? Apakah istri dan anak-keturunan kita telah istiqamah menjaga shalat wajib mereka? Ingatlah, kelak di hari kiamat semua hal itu akan ditanyakan kepada kita selaku ayah dan suami yang bertanggung jawab atas keshalihan istri dan anak-keturunan kita. Wallahu a’lam bish-shawab. (muhib almajdi/arrahmah.com)

- See more at: http://www.arrahmah.com/rubrik/doa-agar-pribadi-dan-keluarga-istiqamah-menjaga-shalat.html#sthash.N06TPGzi.dpuf

Tips Asyik Buat Yang lagi Jomblo

Assalamuallaikum, hallo kita jumpa lagi, sob. Yang jomblo-jomblo mana suaranyaaaaa!! Hee... Kali ini kita mau kasih beberapa tips asyik buat kamu, biar nggak merasa seperti species terasing dan member tetap kasta tersiksa dimalam minggu. Cekidot yach

Jomblo itu free!!
Tanamkan dalam hati bahwa jomblo bukan berarti kiamat siaga satu, sob. Yang ada kamu bisa pergi kemanapun dan kapanpun tanpa kudu laporan dulu. Saat kamu jadi jomblo, kamupun bisa baca artikel ini ampe habis, tanpa harus ada yang nge-ping kamu di BB atau sms nggak penting. Hmm.. bukankah kebebebasan kaya gini yang selalu kamu inginkan?. Selain itu sodara-sodari yang dirahmati Allah, jadi jomblo juga bikin kita nyaman. Nggak ada yang posesive pengen ngatur- ngatur hidup kita, nggak ada yang cemburu atau curiga plus kroni- kroninya. Kita bisa ngaji bareng temen, atau sekedar nongkrong di rel kereta yang lagi rame kereta lewat ... hmmm, sounds fun!!

Rumput tetangga lebih Pink
Jadi jomblo tuch kudu PD. Bukan karena modus biar nggak dianggap nggak laku, tapi emang karena jadi jomblo tuch asyik, sob. karena itulah, buat mencegah rasa minder yang datang ke kamu, jangan gampang ngiri dan mupeng kalau lihat teman-temanmu lagi ngelakuin dosa (baca: pacaran). Karena eh karena, sebenarnya kamu sebagai jomblo lebih beruntung karena jauh dari dosa. Percaya nggak percaya itu urusan situ, tapi yang pasti kalkulator malaikat tetap jalan ngitung dosa dan pahala, sob.
Dan juga jangan gampang parno juga kalau tiap pagi, mereka dapat salam sayang-sayangan dari pacar. Kamu bisa kok ke apotek terdekat, kamu buka pintu dan bakal ada yang nyapa kamu “selamat pagi”, sama juga kan?

Jadi jomblo itu pinter kelas sadizz bos!
Kurikulum buat para jomblo di malam minggu biasanya kalo nggak main game, ngumpul ama temen, atau paling banter nonton TV. Kelihatannya miris banget kan? tapi sob sebenarnya nggak selalu gitu loh. Dengan jadi jomblo kita bisa punya banyak waktu buat berkreasi tanpa harus kawatir ada yang nyela dan ngusik. kalau udah gitu, kita bisa maksimalkan masa muda kita dengan penuh prestasi. Jadi jomblo nggak melulu berarti kamu nggak laku, tapi memang sengaja menahan diri biar nggak invest dosa diakherat dan nambah pinter di dunia. Investasi yang menguntungkan, kan? So, tutup kuping rapat-rapat buat semua bisikan sesat yang bilang kalau jomblo adalah member tetap dari kasta teraniyaya. Woles aja, sob. Kalau jodoh nggak akan kemana. Betul??

Jomblo Hemat, Jomblo Kaya
Yang ini penting terutama buat para cowok. Jadi jomblo berarti nggak kudu repot sama cewek yang nangis sambil guling guling yang ngebet minta dinner di resto atau baju bermerek dengan harga selangit, padahal kamu nggak bawa kartu kredit, Visa, Mastercard, atau Debit melainkan cuma kartu miskin dari kelurahan samping rumah, hee... Bayangpun, sodara- sodara, gimana repotnya kalo kita kudu ngadepin situasi kaya’ gini.

Jomblo Kadaluarsa
Nah kalau yang satu ini kudu kita hindarin. Jadi jomblo emang asyik, tapi juga nggak boleh kelamaan, alias terlalu kadaluarsa sob. Karena fitrah manusia emang kudu nikah. Tapi buat yang sakral satu ini, kita kudu pinter nentuin waktu dan saat yang tepat, trus sama orang yang tepat juga. eits, tapi caranya juga kudu pas, lewat ta'aruf trus nikah deh. Jadi nggak sekedar umbar nafsu nggak jelas sama sembarang orang.

(NayMa/voa-islam.com)
sumber: voa-islam.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Masthoms16 | Macys Printable Coupons