Minggu, 21 Desember 2014

Pengantar Singkat Ilmu Ushul al-Fiqh (2)


Sumber pengambilan (Dasar)
Ushul al-Fiqh diambil dari Al-Qur’an, As-Sunnah (Hadits-hadits shahih), Bahasa Arab, dan Aqidah.

Hukum mempelajari ilmu Ushul al-Fiqh
1.     Fardhu Kifayah, yaitu jika dilaksanakan oleh sebagian orang maka hukum kewajibannya akan jatuh dari yang lain. Misalnya ada sebuah kota, maka wajib bagi mereka mengirimkan beberapa orang untuk belajar ilmu ini. Jika tak ada seorangpun yang mempelajarinya, maka seluruh warga kota itu berdosa.
2.     Fardhu ‘ain, maksudnya wajib atas perorangan. Hal ini ketika seseorang ingin menjadi mujtahid atau pendidik ummat. Maka pada saat itu dia wajib mempelajari Ushul al-Fiqh.

Ilmu Ushul al-Fiqh masuk dalam kategori ilmu syar’i, maka keutamaan mempelajarinya sama seperti keutamaan ilmu-ilmu syar’i yang lainnya.

Penutup
Dari Buraidah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hakim itu ada tiga, dua orang di neraka dan seorang lagi di surga. Seorang yang tahu kebenaran dan ia memutuskan dengannya, maka ia di surga; seorang yang tahu kebenaran, namun ia tidak memutuskan dengannya, maka ia di neraka; dan seorang yang tidak tahu kebenaran dan ia memutuskan untuk masyarakat dengan ketidaktahuan, maka ia di neraka." Riwayat Imam Empat. Hadits shahih menurut Hakim.
Dari Amar Ibnu Al-'Ash Radliyallaahu 'anhu bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang hakim menghukum dan dengan kesungguhannya ia memperoleh kebenaran, maka baginya dua pahala; apabila ia menghukum dan dengan kesungguhannya ia salah, maka baginya satu pahala." Muttafaq Alaihi.
Allah Ta’ala Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah, keluarga beliau dan seluruh shahabatnya. Amiin.

Sabtu, 20 Desember 2014

Pengantal Singkat Ilmu Ushul al Fiqh

بسم الله الرحمن الرحيم
     
Pendahuluan
Segala puji bagi Allah Ta'ala yang telah menciptakan manusia, menciptakannya dalam sebaik-baik penciptaan lalu mengajarkan ilmu-ilmu yang belum diketahuinya. Allah Ta'ala juga telah menunjukkan dua buah jalan : Jalan Kebenaran yang menuju Surga-Nya yang luas dan Jalan Kebatilan yang menuju ke neraka yang pedih. Dan Allah telah mengangkat derajat ilmu ke derajat yang tinggi. Maka beruntung dan bahagialah bagi yang diberi petunjuk oleh-Nya, dan kesengsaraanlah bagi yang berpaling dari Jalan Lurus-Nya.
Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada sebaik-baik manusia, pemimpin para nabi, penyempurna risalah, nabi yang ummy Muhammad, yang tak berbicara dengan kehendak nafsunya. Akhlaknya adalah al-Qur'an, siapa yang meneladaninya maka baginya kebahagiaan. Dan siapa yang menyelisihinya akan mendapat kesengsaraan yang tak tertahankan. Semoga salam juga tersampaikan kepada keluarga beliau dan seluruh shahabat beliau -ridhwanullah 'alaihim-.
Amma ba'du..
[ وما أوتيتم من العلم إلا قليلا ]
“...Dan tidaklah kalian diberi ilmu, kecuali sedikit.” (Al-Isra’[17]: 85)
Dengan ilmu jalan menjadi terang. Dengan ilmu keraguan akan hilang.
Ilmu Ushul al-Fiqh mulai berkembang pada abad ke-2 H. Sebenarnya ilmu ini sudah ada sejak lama. Bahkan para shahabat ridwanullah ‘alaihim juga mengamalkan ilmu ini. Hanya saja ketika itu belum ada penamaan khusus terhadap ilmu ini.
Menurut sejarah, orang yang pertama sekali menulis khusus tentang ushul fiqh dalam satu buku adalah Imam Asy-Syafi’i rahimahullah, yang dikenal dengan ar-Risalah. Kemudian ilmu ini terus berkembang seiring berkembangnya peradaban Islam. Muncullah ulama-ulama Ushul yang kemudian mengarang kitab-kitab khusus tentang disiplin ilmu ini. Sebut saja di antaranya: Imam al-Haramain al-Juwaini rahimahullah, di antara karangan beliau matn al-Qaraqat yang menjadi bahan ajar di banyak tempat di dunia. Juga dari ulama muta’akhkhirin Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithi rahimahullah.
Kedudukan ilmu Ushul al-Fiqh menjadi sangat penting karena fungsinya yang besar. Dengan mempelajari ushul, kita akan paham tentang syari’at secara benar. Kita akan bertoleransi saat ada perbedaan. Dan yang paling penting adalah gerak kita semakin dekat dengan kebenaran.

Defenisi dan Ruang Lingkup Pembahasan
Ushul al-Fiqh  أصول الفقهmerupakan rangkai dari dua kata,  أصولushul dan الفقه fiqh.
Ushul  أصولbentuk plural dari  أصلashlu secara etimologi (lughah) adalah asas atau pondasi yang dibangun di atasnya hal-hal lain. Lawan katanya adalah far’u  الفرعyaitu cabang, atau sesuatu yang berdiri di atas pondasi tadi.
Fiqh الفقه secara etimologi ialah al-fahmu (paham) atau fahm daqiq (paham secara mendalam). Adapun al-Fiqh dilihat dari posisinya sebagai disiplin ilmu adalah ‘علم يعرف به الأحكام الشرعية بأدلتها التفصيلية "" lmu untuk mengetahui hukum-hukum syar’i berupa amalan yang berdasarkan dalil-dalil terperinci.
Ushul al-Fiqh secara terminologi (ishthilahi) adalah Ilmu untuk mengetahui hukum-hukum syar’i dengan dalil-dalil yang umum (ijmal) dan bagaimana metode pengambilan hukumnya beserta kriteria orang yang berhubungan dengannya.    علم يعرف به الأحكام الشرعية بأدلتها الإجمالية و كيفية اللإستفادة منها و حال المستفيد ""
Dari defenisi ini kita dapati bahwa ilmu ushul al-fiqh secara garis besar mencakup empat pembahasan.
1.     Hukum-hukum syar’i, berupa haram, halal, makruh, sunnah dan mubah.
2.     Dalil-dalil umum, berupa al-amr (perintah), an-nahy (larangan), dsb.
3.     Metode pengambilan hukum, misalnya al-‘am (umum) dan al-Khash (khusus), muthlaq dan muqayyad, dsb.
4.     Kriteria orang yang berhubungan dengannya, meliputi penjelasan tentang mujtahid, mufti, mustafti (orang yang meminta fatwa), muqallid, dsb.

Faidah mempelajari ilmu Ushul al-Fiqh
1.    Kita akan memahami bahwa Islam sesuai dengan segala waktu dan tempat.
2.     Lapang dada dalam menerima syari’at.
3.     Menghargai perbedaan.
4.     Menjadi media pemersatu ummat.
5.     Dan faidah lainnya.

Demikianlah secara ringkas pengantar ini dibuat. Bagi sahabat-sahabat yang ingin mempelajarinya ikuti terus postingan saya dalam masalah ini. :-)
Wa billahi at-taufiq wallahu a'lam.


Jumat, 24 Oktober 2014

TPC Go Green!


TPC Go Green!
Setelah lama, baru kali ini Ade bermain lagi di Taman Kota. Sedang asyik bermain Ade melihat dua anak sedang memungut sampah.
“Eh, itu kan Nazhif dan Thahir. Kok mereka mungut sampah? Memangnya mereka pemulung ya?” kata Ade memperhatikan apa yang mereka kerjakan.
“Apa yang berkilau di baju mereka itu? Samperin ah.” Katanya lagi. Tapi, belum sempat melangkah jauh kedua anak tadi sudah hilang di tengah keramaian.
Ugh ... biar di sekolah saja kutanyai mereka.” Geramnya kesal.
Esoknya di sekolah.
“Hai Nazhif. Maaf, jangan tersinggung ya. Kamu pemulung?” tanya Ade agak janggal. Nazhif hanya diam.
“Aduh, maaf ya Zhif. Aku ... Cuma nanya aja,” Ade jadi salah tingkah.
Nazhif menoleh kemudian tersenyum, “Gak apa-apa kok. Aku memang pemulung, De,”
“Hah, beneran Zhif?”
“Iya, bener.” Nazhif mengangguk yakin.
Dari jauh tampak Thahir berlari mendekat. Di tangannya ada secarik kertas. Dia tiba dengan nafas tak teratur. Thahir agak terkejut dengan keberadaan Ade.
“Eh Ade. Apa kabar?” tanyanya basa basi.
“Alhamdulillah, baik-baik saja. Tapi ... maaf ya Thahir. Apa benar kalian berdua pemulung?” Ade kembali bertanya sembari mengerutkan muka.
Thahir tersenyum. Dia mengeluarkan sebuah lencana dari sakunya.
“Yup. Kami berdua adalah pemulung. Tepatnya Pemulung Cerdas! Nih.” Thahir menyodorkan lencananya kepada Ade.
“Wah, indah sekali. Hah, TPC Go Green? Maksudnya?” Ade masih belum mengerti.
Serentak Nazhif dan Thahir tertawa.
“Ade.. Ade.. Kita bukan pemulung seperti yang kamu sangka. Aku dan Thahir adalah anggota TPC alias Tim Pemulung Cerdas. Klub pecinta alam di sekolah kita. Kami mengumpulkan sampah dan menyisihkan yang masih bisa didaur ulang.” Terang Nazhif.
“Dan ini rancangan program kami. Beberapa solusi yang berkaitan dengan sampah. Di antaranya pemisahan sampah organik dan non-organik lalu daur ulang sampah.” Thahir pun menunjukkan kertas tadi.
“Jadwal sekolah kalian nggak terganggu nanti?” Ade menyelidik.
“Nggak, kok. Kita aksi ketika libur saja. Kalau pekerjaan kecil bisa sepulang sekolah. Yang pastinya nggak mengganggu pelajaran.” Thahir coba meyakinkan Ade.
“Dan sebagai pengenal kita pakai lencana ini.” Nazhif menambahkan.
“Jadi, yang kulihat berkilau kemarin lencana ini ya?” Ade penasaran.
“Di mana kamu lihat?”
“Di Taman Kota.”
“Oh, itu kita sedang menjalankan misi.” Kata Nazhif kemudian.
“Kalau begitu aku gabung juga.”
Welcome!”
Nazhif dan Thahir saling tos. Mereka tertawa bersama. Lalu,
“TPC beraksi!”
Liburan-liburan berikutnya sebagian mereka isi dengan kegiatan TPC. Mereka jadi semakin akrab. Semakin hari semakin banyak pula karya-karya yang mereka hasilkan. Sandal dari perca, tempat pensil dari perca dan kardus, tempat kue dan pot bunga hias dari kertas, kantong tempat remote dan masih banyak lagi. Di sekolah pun mereka selalu berada di peringkat lima besar.
“Besar nanti mau jadi apa ya?” tanya Thahir suatu hari ketika mereka berteduh di bawah pohon.
“Aku ... Pengusaha Tekstil!” teriak Nazhif.
“Aku ... Tukang sampah aja!” teriak Ade menyahut.
“Hahahaha ....” Mereka merasa sangat bahagia.

September 2014

Sabtu, 06 September 2014

Sangkan Kemang


Dulu aku memang sedikit penakut. Sedikit saja ada bayangan putih langsung dikira hantu. Ditambah lagi dengan tontonan film hantu masa kecil. Di antara sekian banyak peristiwa menakutkan yang kualami ada saat ibuku bercerita.
"Beberapa tahun yang lalu kami mengenal 'kemang'." Ibu memulai ceritanya.
"Kemang itu apa Mak?" kami penasaran.
"Kemang itu suka menculik orang, terutama anak-anak!"
Kami bergidik ketakukan.
"Jadi, di kampung pernah ada kejadian. Seorang anak tetangga main sendirian di luar rumah pas waktu magrib. Padahal orangtuanya sudah menyuruh anak ini untuk masuk. Tapi dia tidak menghiraukannya. Orangtuanya menunggu hingga hari sudah gelap, menjelang Isya. Mereka mulai khawatir. Lalu mereka memanggil-manggil dan mencari kesana kemari. Mungkin saja dia ke rumah kawannya. Eh, ternyata tidak ada. Maka seluruh warga kampung gempar.
"Nampaknya dia sudah diculik Kemang!" Komentar seorang warga.
"Ayo kita cari dia sampai dapat!" timpal yang lain.
"Ayo!!" semua warga setuju.
Pencarianpun dimulai. Dengan membawa pentungan dan obor warga mulai mencari sambil memanggil-manggil anak tersebut. Begitulah caranya mencari orang yang diculik Kemang.
Hampir dua jam mereka mencari tapi belum ketemu juga. Mereka menyusuri tepi hutan. Memeriksa pohon-pohon besar. Siapa tahu Kemang membawanya naik kesana.
Akhirnya setelah berlalu beberapa jam, dan wargapun telah masuk agak jauh ke dalam hutan, anak itu ditemukan sedang tertidur di atas sebuah dahan yang sangat besar. Anak itupun dibawa pulang, sedang dia dalam kondisi lemas." Ibu mengakhiri ceritanya.
"Ayo kencing dulu baru tidur." pintanya kemudian.
"Hii...takut!!" kata adikku.
"Ah kalian ini. Minta diceritain eh malah ketakutan. Ayo cepat!"
Begitulah cerita itu sampai sekarang masih populer di kampung kami. Namun, aku sudah tak percaya lagi hal begituan.
---------
Terpilih dalam kuis cerita horor oleh Nabila Anwar di Grup FB PBA. Dapat hadiah novel 'Peti Misterius'.

Sabtu, 30 Agustus 2014

BEDARING

Bedaring (dalam bahasa Gayo) merupakan aktivitas berjemur di pagi hari. Aktivitas ini banyak dilakoni oleh orang-orang tua. Ada sebagian yang menuduh bahwa mereka itu tak ada kerjaan. Bisa jadi benar. Namun, vitamin D karena terkena cahaya matahari pagi itu sangat penting bagi kesehatan. Maka, marilah kita beraktivitas di luar rumah sambil menikmatinya. Begitu juga saran saya kepada sekolah dan kantor. Buatlah aktivitas yang sesuai dan asyik di pagi hari. Sehingga kita tetap sehat dan tidak dicap 'pemalas'. Badan sehat pikiran terang.

#hidup_sehat

Masih Bisa Bersyukur

    Aku lapar. Sejak pagi tadi perutku kosong. Hanya air yang sempat masuk. Itupun air di botol yang kutemukan di tepi jalan, kemarin.
    Biarlah, sabar. Ini sudah biasa. Setidaknya sejak sadar bahwa aku masih hidup.
   Sehari-hari aku hanya menyemir sepatu. Hasilnya hanya cukup untuk makan siang, syukur-syukur kalau berlebih, bisa dapat makan malam. Seperti hari ini, kutapaki jalanan kota, berharap ada yang mau berbaik hati.
Tap!
    Aku berhenti. Di depanku ada pemandangan luar biasa, belum pernah kulihat. Seorang ibu sedang membawa sepiring nasi; anaknya sedang menangis. Kenapa dia menangis? Ya Allah, adakah orang yang menangis karena disuruh makan? Sementara aku bisa makan saja sudah sangat beruntung.
plang ting tueng!!
    Anak itu mengibaskan tangan ibunya hingga piring terlepar. Lalu, di ibu membawa anaknya masuk. Mereka meninggalkan makanan yang telah tumpah tadi.
Slrups!! Air liurku keluar. Sepotong daging ayam dan sepotong tempe gorong mengundang seleraku. Perutku berontak.
Meauw.. Aduh, ada kucing!
Aku berpacu dengannya, dengan cepat aku mengambil makanan itu. Tapi, tak sampai hati melihat kucing yang terus mengeong itu. Akupun memberikan tempe itu padanya. Senang rasanya bisa berbagi. Aku tersenyum bahagia, Allah masih memberiku kehidupan.

Darussalam, Agustus 2014

KEGIATAN MENDONGENG

Saya bukanlah ahli mendongeng. Tapi, dengan mendongeng kita bisa lebih dekat dengan anak-anak. Menyampaikan pesan tertentu tanpa menggurui mereka. Kita bisa masuk ke dunia mereka; dunia bermain. Dengan mendongeng kita mengajak anak-anak berfantasi di luar dunia nyata. Karena mereka memiliki fantasi yang luar biasa.

Sebagaimana di awal, saya bukan ahli dongeng. Namun, sudah pernah mencoba mempraktekkannya. Dan hasilnya lumayan membahagiakan kita.

Untuk lebih mematangkan kita dalam aktifitas ini dan aktifitas lainnya perlu ada latihan. Dengan berlatih kita bisa jadi mahir. Tak ada juara yang tak berlatih. Tak ada orang sukses yang tak belajar.
Mari belajar mendongeng!

MULAI!!

Senin, 28 Juli 2014

Pemandangan Indah

Pemandangan yang menyentuh hati :
Sungguh menyenangkan hati
saat kulihat dari jendela kamar yang tanpa jeruji,
Seorang nenek berjalan sendiri
Di jalan panjang yang tentunya membuat lelah
Tiba-tiba lewat seorang bidadari (semoga)
Banggalah anaknya (kalau dia punya anak)
Banggalah suaminya (kalau sudah menikah)
Banggalah orangtuanya 
Dia datang menawarkan diri
Menawarkan untuk membonceng nenek tadi
Terjadi dialog antara dua manusia
Akhirnya kata sepakat didapat pula
nenek dibonceng oleh wanita yang baik hati
Semoga semua kita begitu
Dan hanya Allah-lah sebaik-baik pemberi ganjaran.
#jadilebihbaik

BACK TO AL-QUR'AN & HADITS

Momen Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk bertaubat. Walau kita telah berlumur maksiat, tak ada kata terlambat. Kalau memang tekad sudah bulat untuk bertaubat, maka tak ada sesuatupun yang dapat menghambat.

Tetap semangat untuk bertaubat!

GENERASI PEMBELAJAR

"Generasi Pembelajar" Istilah ini saya kutip dari buku Prophetic Learning (Dwi Budiyanto). Beliau menjelaskan pernyataan Sayyid Quthb tentang bagaimana tabiat insan pembelajar dari generasi sahabat. Apa keistimewaan para sahabat sehingga mereka mampu melakukan lompatan yang luar biasa memimpin garda peradaban dunia?

Sayyid Quthb mengatakan, "Kehebatan generasi sahabat bukan semata-mata karena di sana ada Rasulullah, sebab jika ini jawabannya berarti Islam tidak rahmatan lil 'alamin. Kehebatan mereka terletak pada semangat mereka untuk belajar, lalu secara maksimal berupaya mengamalkannya."

Mereka memiliki kemauan dan minat yang kuat terhadap ilmu melebihi kemauan terhadap hal lain. Generasi ini mengetengahkan sebuah pandangan belajar untuk memahami (Learning how to think). Tidak berhenti sampai di situ, mereka juga menjelaskan tentang belajar untuk mengamalkan (Learning how to do). Satu unit ilmu yang mereka peroleh langsung diaplikasikan.

Analisis Sayyid Quthb di atas juga menjelaskan kepada kita tentang kesadaran diri para sahabat untuk menjadi pribadi paripurna. Rentetannya sebagai berikut. Mereka memiliki kesadaran diri untuk menjadi pribadi paripurna (taqwa). Syaratnya, mereka perlu menginvestasikan amal-amal yang berkualitas (amal shalih). Untuk mencapainya, mereka harus memiliki pemahaman yang baik. Untuk tujuan semua itulah mereka belajar. Jadi, setiap kita perlu belajar untuk menjadi (Learning how to be). Artinya, apapun yang kita pelajari harus mampu membentuk pola pikir dan pola sikap kita dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai target itu semua, kita tidak mungkin hanya mengandalkan sekolah atau kampus saja. Kita perlu memperluas lingkungan belajar kita.
Hanya saja, untuk memperluas lingkungan belajar kita membutuhkan minat yang kuat. Minat yang kuat lahir dari tradisi belajar dan tradisi ilmiah yang baik. Nah, sekarang bagaimana menjadikan tradisi belajar betul-betul melekat pada diri kita tanpa terkait dengan momentum tertentu, misalnya ujian. Selain itu, bagaimana kita menciptakan motivasi bahwa apa pun yang kita lakukan sejatinya adalah proses belajar, karena BELAJAR MERUPAKAN SENI UNTUK MENGEMBANGKAN DIRI!

Mari belajar bersama!
#belajar_dari_sumbernya!

Sabtu, 12 Juli 2014

KISAH-KISAH MENAKJUBKAN


Aku baru saja berpisah dengan si Loreng. Itu kucing kesayanganku. Malang nian nasibnya, tertabrak mobil siang tadi. Kini, hatiku bersedih dan cuacanya mendung. Aku menangis.
“Hasan, ada apa?”
“Si Loreng, Ma.”
“Sudah, relakan saja. Semoga nanti ada gantinya.”
Mama lalu membawaku ke dalam. Mama membuka mushaf dengan sampul  Syaamil Qur’an.
“Kita baca Surat Yusuf yuk!”

Awalnya aku kurang suka, tapi saat ibu mulai membaca akupun jadi suka. Ayat demi ayat dibacakan, ditambah dengan terjemahannya. Karena aku belum pintar bahasa Arab. Nantilah, semoga aku bisa bahasa Arab. Tentu akan lebih nikmat membaca Al-Qur’an.
“Mama, gantian dong.” Aku meraih mushaf itu dari tangan mama.

Sungguh menakjubkan cerita Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Meski saudaranya mencelakakannya, namun dia tetap sabar dan yakin akan pertolongan Allah. Ayahnya, nabi Ya’qub ‘alaihissalam, harus menerima kenyataan ini dengan hati yang sabar. Berpisah dengan anak tercinta sungguh begitu berat. Dia tahu bahwa Yusuf masih hidup, sehingga kerinduannya pun menjadikan kedua matanya buta.

Tak terasa air mataku menetes. Larut dalam kisah indah ini. Mama di sampingku juga ikut menangis. Hingga cerita sampai pada pertemuan Yusuf dengan para saudaranya di Mesir. Setelah berlalu tahun-tahun yang panjang.
“Apakah engkau Yusuf?” saudaranya keheranan, setengah tak percaya.
“Ya, aku adalah Yusuf, saudaramu.”

Sekarang, aku menangis lagi. Menangis karena haru. Aku berhasil menyelesaikan kisahnya tepat beberapa saat sebelum berbuka.
Aku merasa takjub saat sampai pada akhir surat. Yaitu pada firman Allah Ta’ala:

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” ([12]:111)

Sedihku berganti dengan pengharapan dan rasa percaya diri. Allah akan memberi ganti yang lebih baik. Biarlah si Loreng mati. Nanti ada gantinya juga.
Setiap hari aku membaca al-Qur’an, semakin bertambah cintaku padanya. Besok aku akan membaca surat al-Kahfi, ada kisah menarik juga di dalamnya. Kisah Ashabul Kahfi, Nabi Musa dan Khidir, dan kisah Zulqarnain. Tapi, semua kisah-kisah itu bukan buatan. Semua kisah itu adalah kisah nyata. Banyak pelajaran yang bisa dipetik darinya.

Berselang dua hari, entah dari mana, seekor kucing imut datang ke rumahku. Dia menetap di sana dan menjadi kawanku. Allah memang baik. (±359 kata)

#AyoNgajiTiapHari

Jumat, 23 Mei 2014

Cerpen : Ahmad & Al-Qur'an


Ahmad & Al-Qur’an

Alkisah ada seorang anak yang bernama Ahmad. Ahmad adalah anak baik dan patuh pada orangtua. Dia juga anak yang rajin belajar dan membaca Al-Qur’an. Tapi dulu Ahmad hanya sering bermain. Jarang belajar.
“Kapan si Ahmad mulai suka belajar?” tanya bu Aisyah suatu hari. Bu Aisyah adalah guru favorit Ahmad. Bu Aisyah adalah wanita yang baik, shalehah dan cantik. Beliau selalu memberi motivasi untuk murid-muridnya. Termasuk Ahmad.
“Kok bu guru tanya begitu?” Ahmad balik bertanya. Kini Ahmad di bangku kelas 3 Sekolah Dasar. Dia itu bintang di kelasnya.
“Ibu mau tahu aja. Mungkin bisa diceritakan ke kawan-kawan yang lain. Biar jadi motivasi juga.” Jawab bu Aisyah sambil tersenyum tanda sayang.
Ahmad maju ke depan. Dia merapikan baju putihnya. Dia pun mulai bercerita.
“Dulu sewaktu masih kelas satu. Saya sangat malas belajar. Apalagi membaca Al-Qur’an. Ibuku selalu ngajarin saya mengaji, padahal saya gak suka.” Ahmad berhenti sejenak. Dia sedikit bergeser ke kiri.
“Saya pengen-nya main melulu. Loncat sana loncat sini. Main petak umpet dengan kawan-kawan. Hingga suatu hari ibuku berkata padaku.” Ahmad tidak melanjutkan ceritanya. Dia terlihat menunduk. Berusaha mengenang masa itu. “Hiks..hiks..” Air matanya menetes penuh haru.
“Ibuku bilang, Ahmad, kamu akan jadi orang besar nak. Orang besar itu selalu belajar. Kamu harus jadi penghafal Al-Qur’an. Biar bisa do’ain ibu.” Lanjut Ahmad sambil mengusap air matanya.
“Mulai hari itu saya menjadi rajin belajar, rajin mengaji dan membantu Ibu. Sekian dulu cerita saya kawan-kawan. Semoga bisa jadi pelajaran. Ternyata ibu kita di rumah sangat mencintai kita. Ibu kita ingin melihat anaknya sukses. Terimakasih” tutup Ahmad. Lalu dia melangkah kembali ke bangkunya.
Bu Aisyah mendekati Ahmad. Beliau mengusap kepalanya. “Terimakasih Ahmad. Ceritamu bagus! Ayo anak-anak kita bertakbir memberi semangat untuk Ahmad! Allahu Akbar!!”
“ALLAHU AKBAR!!!” teriak semua murid serempak. Membuat kelas hari itu bergetar karena gema suaranya. Teriakan yang membakar semangat siapapun yang mendengarnya.
***
Sepulang sekolah, Ahmad langsung pulang ke rumah. Dia mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
“Assalamu’alaikum, ummi?” Ahmad memanggil ibunya. Ahmad lebih suka memanggil ibunya dengan sebutan ‘Ummi’. Ibu Ahmad adalah wanita luar biasa. Beliau sangat telaten dalam mendidik anak-anaknya.
“Wa’alaikumussalam wa rahmatullah, anak ibu sudah pulang!” Satu kecupan hangat mendarat di dahi Ahmad. Ahmad memejamkan matanya tanda hatinya senang.
Ahmad segera membersihkan diri. Dia bersiap-siap untuk shalat dhuhur berjama’ah di masjid. Sekolah Ahmad sengaja membuat jadwal pulang sekolah lebih awal. Menyesuaikan dengan jadwal shalat. Jadi anak-anak bisa shalat tepat waktu.
Selesai berwudu’ dan memakai baju koko, Ahmad keluar rumah. Sambil melangkahi pintu dia mengucapkan, “Bismillahirrahmanirrahim.” Di tengah jalan menuju masjid yang tidak terlalu jauh, Ahmad berjumpa dengan Ibrahim, teman sekelas dan teman mengajinya.
“Assalamu’alaikum Ibrahim” sapa Ahmad sambil tersenyum.
“Wa’alaikumussalam wa rahmatullah, eh Ahmad. Mana si Yusuf?” balas Ibrahim sambil bertanya tentang Yusuf, teman dekat mereka juga.
“Gak tahu tuh, Ibrahim. Apa dia sakit? Nanti coba kita kunjungi ya.” Jawab Ahmad yang terus melangkah ke masjid.
“Iya, nanti kita pergi sama-sama ya!”
“Yups.. Udah adzan. Ayo cepat!” kata Ahmad.
Sesampainya di masjid, mereka mendapati jama’ah shalat sudah ramai. Ahmad dan Ibrahim mencari tempat kosong untuk duduk. Tapi sebelum duduk mereka shalat dulu dua raka’at. Bu guru bilang namanya shalat tahyatul masjid.
Selain Ahmad, Ibrahim dan Yusuf, banyak juga anak yang lainnya shalat di masjid. Mereka membuat shaf shalat sendiri di belakang orang dewasa. Semuanya shalat dengan tertib. Hingga shalat selesai tidak ada satu orang pun yang ribut.
Selesai shalat Ahmad dan Ibrahim pulang ke rumah masing. Mereka akan bertemu setelah makan siang untuk pergi ke rumah Yusuf.
***
Ahmad dan Ibrahim akhirnya sampai di rumah Yusuf.
“Assalamu’alaikum” ucap mereka serempak sambil mengetuk pintu.
Dari balik pintu keluar seorang wanita setengah baya. Bu Aminah namanya. Beliau adalah ibu Yusuf.
“Wa’alaikumussalam wa rahmatullah.. Ahmad..Ibrahim.. Ayo masuk!!” jawab ibu Yusuf sambil tersenyum dan mempersilakan mereka masuk.
“Yusufnya ada bu?” tanya Ahmad saat melangkah masuk ke rumah.
“Ada di dalam. Dia lagi kurang enak  badan. Yusuf!! Kawanmu datang nak!!” kata ibu Yusuf.
“Oh, Ahmad dan Ibrahim. Senang kalian mau datang kesini” kata yusuf tersenyum kecut. Dia sedang demam. Badannya panas. Dari hidung dan matanya keluar cairan.
“Semoga cepat sembuh ya Yusuf. Biar kita bisa main bersama lagi. Mengaji dan bersama lagi” kata Ibrahim menghibur Yusuf.
“Semoga cepat sembuh ya Yusuf. Shabar! Ini cuma demam kok. Insya Allah gak lama lagi sudah sembuh. Banyak minum dan makan buah ya. Kata ibuku dengan begitu bisa nurunin panas.” Kata Ahmad juga ikut menghibur.
“Aku senang sekali melihat kalian. Aku ingin cepat sembuh juga. Semoga bisa bermain lagi bersama kalian” kata Yusuf lagi sambil tersenyum.
“Baiklah Yusuf. Istirahat yang banyak ya. Jangan lupa berdo’a sama Allah. Kami pamit dulu” kata Ibrahim juga mewakili Ahmad.
“Kami pamit juga bu, Assalamu’alaikum” kata Ahmad dan Ibrahim.
***
Beberapa hari kemudian. Di halaman SD Harapan Umat terlihat anak-anak sedang bermain dengan riangnya. Di antara mereka ada Ahmad, Ibrahim dan Yusuf. Yusuf sudah sehat sekarang. Mereka bisa belajar, bermain dan mengaji bersama lagi.
Sambil duduk beristirahat. Ahmad melihat teman-temannya. Dalam hati dia berdo’a. “Ya Allah. Jadikanlah kami anak-anak yang shaleh, yang berbakti pada kedua orangtua. Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam surga-Mu bersama orangtua kami. Amiin”

Kamis, 15 Mei 2014

SIAPA TEMANMU?


MEMILIH TEMAN
Untuk mendapatkan kebahagiaan dalam berteman, temukan lingkungan yang benar. Jika tidak ada, maka kewajiban kitalah mewujudkannya. Jika belum mampu, maka berkawanlah dengan orang-orang shaleh.
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al Kahfi [18] : 28)
Berkawan dengan para da’I yang ikhlas di jalan Allah swt, karena Rasul pun diperintahkan oleh Allah untuk bersabar dengan mereka.
Kita berlindung pada Allah ‘Azza wa jalla dari kelalaian kita dalam berkawan.
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلا
يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلانًا خَلِيلا
لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلإنْسَانِ خَذُولا
Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al Furqan [25] : 27-29)
Allah dengan tegas memerintahkan kita berkawan atau bergabung dengan orang-orang yang benar setelah beriman dan bertakwa.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah [9]:119)
Rasulullah SAW telah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim : “Sesungguhnya perumpamaan berkawan dengan orang saleh dan berkawan dengan orang jahat adalah seperti seorang penjual minyak wangi (misk) dan seorang peniup dapur tukang besi. Penjual minyak wangi, dia mungkin akan memberikan kamu atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapatkan aroma harum darinya. Tetapi peniup dapur tukang besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu atau kamu akan mencium bau yang tidak sedap.
Kita berlindung pada Allah ta’ala agar dijauhkan dari syaithan dan semoga tidak termasuk golongannya.
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan Sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.” (QS. Az Zukhruf [43]:36-37)
Kemudian, sikap kita dalam berkawan selanjutnya ialah berpaling dari orang-orang yang lalai dan hanya mementingkan dunia. Hal ini sesuai firman Allah :
فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّى عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا  
Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi.” (QS. An Najm [53]:29)
Selanjutnya, kita harus meninggalkan orang-orang yang menjadikan agama Islam ini sebagai main-main dan senda gurau, mereka hanya bertopeng Islam, mengimani sebagian tapi mengingkari sebagian. Kita juga harus menjauhi orang-orang yang menolak kebenaran.
وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلا شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لا يُؤْخَذْ مِنْهَا أُولَئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ
Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. mereka Itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.” (QS. Al An’am [6] : 70)
Mereka yang menjadikan agama main-main dan senda gurau menyedihkan di akhirat nanti.
وَنَادَى أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِينَ
الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ نَنْسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ
Dan penghuni neraka menyeru penghuni syurga: " Limpahkanlah kepada Kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu". mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir, (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka." Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan Pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami.” (QS. Al A’raf [7] : 50-51)
Adapun perumpamaan mereka yang menolak kebenaran adalah seperti anjing.
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الأرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al A’raf [7] : 176)
Kita tidak boleh bertoleransi dengan orang-orang seperti itu, dengan terus kita ajak pada kebenaran. Sampai mereka kembali pada kebenaran.
¨إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلا
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan Kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan Perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),” (QS. An Nisa’ [4]:150)
Teman, mari kita pedomani Al-Qur’an ini seutuhnya, agar kita bisa keluar dari dzulumat menuju nur dengan izin-Nya insya Allah.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا  
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An Nisa’ [4]:1)
Jangan sampai kita mengimani sebagian tapi mengingkari sebagian yang lain. Karena yang benar itu benar dan yang salah itu tetap salah.
وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah [2] : 42)
Meskipun zaman sekarang adalah zaman fitnah, tapi kebenaran akan selalu ada, inilah janji Allah.
Hadis riwayat Mughirah ra., ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Suatu kaum dari umatku akan senantiasa saling membantu membela manusia (dalam kebenaran) hingga datang hari kiamat sedang mereka tetap saling membantu. (Shahih Muslim No.3545)
Akhirnya, kita berlindung pada Allah swt agar tidak menjadi pemecah belah agama. Ikutilah kebenaran dengan ilmu, karena kebenaran itu cahaya. Jangan bertaqlid pada kelompok.
مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS. Ar Rum [30] : 32)
“Ilmu itu cahaya Allah, tidak akan diberikan pada pemaksiat, karena maksiat dapat memadamkan cahaya”

Sabtu, 10 Mei 2014

KISAH PENGEMIS



Alkisah, ada seorang lelaki yang sedang duduk-duduk bersama istrinya. Mereka sedang memakan seekor ayam panggang. Kemudian datanglah seorang pengemis, memelas “Berilah untukku sebagian dari yang telah Allah berikan pada kalian.” Maka lelaki tadi bangkit dan mencelanya. Pengemis tadipun beranjak dengan perasaan terluka dan sedih.
Setelah berlalunya hari, masa berganti, lelaki tadi menjadi miskin setelah sebelumnya kaya. Dia butuh untuk meminta-minta pada manusia dan mulai hidup dari sedekah orang-orang dermawan. Dia tidak sabar atas cobaan ini. Diapun pergi dari negerinya setelah menceraikan sang istri. Sang istri ini menikah dengan orang lain.
Tatkala dia duduk bersama suaminya makan sesuatu, muncul seorang pengemis di depan pintunya, memelas, “Berilah untukku sebagian apa yang telah Allah berikan pada kalian.” Sementara di depan mereka ada ayam. Maka berkatalah si suami pada sang istri, “Berikan ayam ini dan beberapa roti besar untuknya.”
Lalu, setelah dia memberikannya pada pengemis tadi, sang istri kembali sambil menangis. Maka, si suami bertanya padanya tentang sebab apa dia menangis. Sang istripun menjawab sambil berkata, “Pengemis tadi adalah suamiku yang pertama!”
Sang istri menceritakan kepada suaminya kisah seorang pengemis yang datang lalu ditolak oleh suaminya pertama dengan tidak hormat. Maka berkatalah si suami, “Demi Allah, akulah pengemis itu!”
(Diterjemahkan dari Baena Yadaek 3 hal. 402)

Minggu, 04 Mei 2014

TAUBAT


TAUBAT

Bertaubatlah pada Allah,
semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita.
Bertaubatlah pada Allah,
semoga Allah menghapus kesalahan-kesalahan kita dan menggantikannya dengan kebaikan.
Bertaubatlah dengan sebenar-benarnya,
yakini bahwa kebenaran itu benar,
dan ingkari segala kebatilan.

Sebuah Renungan


WAHAI JIWA
Oleh: Ibnu Surapati

Aku berkata pada jiwa
Wahai jiwa
Engkau mengharap ridha-Nya
Tapi kau maksiati
Engkau ingin kasih sayang-Nya
Tapi kau khianati

Wahai jiwa
Kau harus tahu
Saat Allah ridha padamu
Semua selain-Nya turut meridhaimu

Hai jiwa
Apa yang kau rindui
Mutiara hatimu tak kan pergi
Jika takdir itu memang untukmu
Sungguh kita pasti kan bertemu

Wahai jiwa
Apakah rindu yang kau pendam
Hari-harimu penuh bayangannya
Memenuhi hati dan pikiran
Kalau saja kau tahu
Kaki ini kan terus melangkah
Tak peduli penat dan lelah

Hingga aku yakin dan bahagia
Saat kaki ini menginjak surga.

April 2014

Sabtu, 26 April 2014

Panjang Angan-Angan

PANJANG ANGAN-ANGAN
oleh : Ibnu Surapati

Aku ingin menjadi bintang
Ucapan selamat dan do'a
hiasi pagi dan petang

Aku ingin menjadi dokter
Membantu tanpa pamrih
Menolong sepenuh hati

Aku ingin menjadi Arsitek
Hidup berkarya dan terus berkarya

Aku ingin jadi ulama
Pendidik ummat juga rujukan

Aku ingin masuk surga
penuh kenikmatan yang kekal selamanya

Aku ingin,

Tapi,
Aku hanya duduk disini.

Darussalam, Jumadil Akhir 1435 H

Memilih

Waktu terus berlalu
Detik jam terus berdentang
Jantung terus berdetak
Hari berganti
Minggu bergilir
Bulan dan tahun pun bertukar

Dunia semakin tua
Apa yang sudah aku lakukan?
Apa yang telah aku tinggalkan?

Saat aku mencapai titik terakhir
Kondisi bagaimana yang aku pilih?


22 Februari 2014 M

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Masthoms16 | Macys Printable Coupons