بسم الله الرحمن الرحيم
Banyak musuh berteriak mencela Islam. Hijab
menjadi salah satu target mereka, mengingat perannya yang sangat penting. Mereka
memberi julukan-julukan buruk pada hijab. Di satu sisi mereka menyerukan
kebebasan dan toleransi. Tapi di sisi lain mereka mencaci dan menjelek-jelekan
hijab. Mereka mengatakan hijab itu simbol ketertinggilan dan kejumudan
berpikir, hijab itu pengekang kebebasan, hijab itu kegelapan, bagai kemah yang
diikat di atas leher.
Tidak cukup hijab, pemakainya pun dituduh
macam-macam. Mereka katakan bahwa muslimah berhijab itu berkulit tak indah atau
cacat, sehingga malu ditampakkan. Bahkan mereka menyebutnya ekstrimis dan
teroris!
Lalu, dimanakah kebebasan dan toleransi
yang mereka dengungkan? Bukankah seorang muslim juga berhak menjalankan ajaran
agamanya? Tidakkah mereka bisa toleransi terhadap pilihan muslimah untuk
berhijab? ‘Toleransi’, kata yang indah tapi dimaksudkan buruk.
Maka, orang yang menganggap bahwa
berpegang teguh pada agama, seperti berhijab, adalah ekstrim dan kuno. Sebenarnya
dialah yang kuno dan ekstrim karena tidak mau toleransi terhadap pilihan orang
lain. Dialah yang closed mind.