Jumat, 23 Mei 2014

Cerpen : Ahmad & Al-Qur'an


Ahmad & Al-Qur’an

Alkisah ada seorang anak yang bernama Ahmad. Ahmad adalah anak baik dan patuh pada orangtua. Dia juga anak yang rajin belajar dan membaca Al-Qur’an. Tapi dulu Ahmad hanya sering bermain. Jarang belajar.
“Kapan si Ahmad mulai suka belajar?” tanya bu Aisyah suatu hari. Bu Aisyah adalah guru favorit Ahmad. Bu Aisyah adalah wanita yang baik, shalehah dan cantik. Beliau selalu memberi motivasi untuk murid-muridnya. Termasuk Ahmad.
“Kok bu guru tanya begitu?” Ahmad balik bertanya. Kini Ahmad di bangku kelas 3 Sekolah Dasar. Dia itu bintang di kelasnya.
“Ibu mau tahu aja. Mungkin bisa diceritakan ke kawan-kawan yang lain. Biar jadi motivasi juga.” Jawab bu Aisyah sambil tersenyum tanda sayang.
Ahmad maju ke depan. Dia merapikan baju putihnya. Dia pun mulai bercerita.
“Dulu sewaktu masih kelas satu. Saya sangat malas belajar. Apalagi membaca Al-Qur’an. Ibuku selalu ngajarin saya mengaji, padahal saya gak suka.” Ahmad berhenti sejenak. Dia sedikit bergeser ke kiri.
“Saya pengen-nya main melulu. Loncat sana loncat sini. Main petak umpet dengan kawan-kawan. Hingga suatu hari ibuku berkata padaku.” Ahmad tidak melanjutkan ceritanya. Dia terlihat menunduk. Berusaha mengenang masa itu. “Hiks..hiks..” Air matanya menetes penuh haru.
“Ibuku bilang, Ahmad, kamu akan jadi orang besar nak. Orang besar itu selalu belajar. Kamu harus jadi penghafal Al-Qur’an. Biar bisa do’ain ibu.” Lanjut Ahmad sambil mengusap air matanya.
“Mulai hari itu saya menjadi rajin belajar, rajin mengaji dan membantu Ibu. Sekian dulu cerita saya kawan-kawan. Semoga bisa jadi pelajaran. Ternyata ibu kita di rumah sangat mencintai kita. Ibu kita ingin melihat anaknya sukses. Terimakasih” tutup Ahmad. Lalu dia melangkah kembali ke bangkunya.
Bu Aisyah mendekati Ahmad. Beliau mengusap kepalanya. “Terimakasih Ahmad. Ceritamu bagus! Ayo anak-anak kita bertakbir memberi semangat untuk Ahmad! Allahu Akbar!!”
“ALLAHU AKBAR!!!” teriak semua murid serempak. Membuat kelas hari itu bergetar karena gema suaranya. Teriakan yang membakar semangat siapapun yang mendengarnya.
***
Sepulang sekolah, Ahmad langsung pulang ke rumah. Dia mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
“Assalamu’alaikum, ummi?” Ahmad memanggil ibunya. Ahmad lebih suka memanggil ibunya dengan sebutan ‘Ummi’. Ibu Ahmad adalah wanita luar biasa. Beliau sangat telaten dalam mendidik anak-anaknya.
“Wa’alaikumussalam wa rahmatullah, anak ibu sudah pulang!” Satu kecupan hangat mendarat di dahi Ahmad. Ahmad memejamkan matanya tanda hatinya senang.
Ahmad segera membersihkan diri. Dia bersiap-siap untuk shalat dhuhur berjama’ah di masjid. Sekolah Ahmad sengaja membuat jadwal pulang sekolah lebih awal. Menyesuaikan dengan jadwal shalat. Jadi anak-anak bisa shalat tepat waktu.
Selesai berwudu’ dan memakai baju koko, Ahmad keluar rumah. Sambil melangkahi pintu dia mengucapkan, “Bismillahirrahmanirrahim.” Di tengah jalan menuju masjid yang tidak terlalu jauh, Ahmad berjumpa dengan Ibrahim, teman sekelas dan teman mengajinya.
“Assalamu’alaikum Ibrahim” sapa Ahmad sambil tersenyum.
“Wa’alaikumussalam wa rahmatullah, eh Ahmad. Mana si Yusuf?” balas Ibrahim sambil bertanya tentang Yusuf, teman dekat mereka juga.
“Gak tahu tuh, Ibrahim. Apa dia sakit? Nanti coba kita kunjungi ya.” Jawab Ahmad yang terus melangkah ke masjid.
“Iya, nanti kita pergi sama-sama ya!”
“Yups.. Udah adzan. Ayo cepat!” kata Ahmad.
Sesampainya di masjid, mereka mendapati jama’ah shalat sudah ramai. Ahmad dan Ibrahim mencari tempat kosong untuk duduk. Tapi sebelum duduk mereka shalat dulu dua raka’at. Bu guru bilang namanya shalat tahyatul masjid.
Selain Ahmad, Ibrahim dan Yusuf, banyak juga anak yang lainnya shalat di masjid. Mereka membuat shaf shalat sendiri di belakang orang dewasa. Semuanya shalat dengan tertib. Hingga shalat selesai tidak ada satu orang pun yang ribut.
Selesai shalat Ahmad dan Ibrahim pulang ke rumah masing. Mereka akan bertemu setelah makan siang untuk pergi ke rumah Yusuf.
***
Ahmad dan Ibrahim akhirnya sampai di rumah Yusuf.
“Assalamu’alaikum” ucap mereka serempak sambil mengetuk pintu.
Dari balik pintu keluar seorang wanita setengah baya. Bu Aminah namanya. Beliau adalah ibu Yusuf.
“Wa’alaikumussalam wa rahmatullah.. Ahmad..Ibrahim.. Ayo masuk!!” jawab ibu Yusuf sambil tersenyum dan mempersilakan mereka masuk.
“Yusufnya ada bu?” tanya Ahmad saat melangkah masuk ke rumah.
“Ada di dalam. Dia lagi kurang enak  badan. Yusuf!! Kawanmu datang nak!!” kata ibu Yusuf.
“Oh, Ahmad dan Ibrahim. Senang kalian mau datang kesini” kata yusuf tersenyum kecut. Dia sedang demam. Badannya panas. Dari hidung dan matanya keluar cairan.
“Semoga cepat sembuh ya Yusuf. Biar kita bisa main bersama lagi. Mengaji dan bersama lagi” kata Ibrahim menghibur Yusuf.
“Semoga cepat sembuh ya Yusuf. Shabar! Ini cuma demam kok. Insya Allah gak lama lagi sudah sembuh. Banyak minum dan makan buah ya. Kata ibuku dengan begitu bisa nurunin panas.” Kata Ahmad juga ikut menghibur.
“Aku senang sekali melihat kalian. Aku ingin cepat sembuh juga. Semoga bisa bermain lagi bersama kalian” kata Yusuf lagi sambil tersenyum.
“Baiklah Yusuf. Istirahat yang banyak ya. Jangan lupa berdo’a sama Allah. Kami pamit dulu” kata Ibrahim juga mewakili Ahmad.
“Kami pamit juga bu, Assalamu’alaikum” kata Ahmad dan Ibrahim.
***
Beberapa hari kemudian. Di halaman SD Harapan Umat terlihat anak-anak sedang bermain dengan riangnya. Di antara mereka ada Ahmad, Ibrahim dan Yusuf. Yusuf sudah sehat sekarang. Mereka bisa belajar, bermain dan mengaji bersama lagi.
Sambil duduk beristirahat. Ahmad melihat teman-temannya. Dalam hati dia berdo’a. “Ya Allah. Jadikanlah kami anak-anak yang shaleh, yang berbakti pada kedua orangtua. Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam surga-Mu bersama orangtua kami. Amiin”

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Masthoms16 | Macys Printable Coupons