Alkisah, ada
seorang lelaki yang sedang duduk-duduk bersama istrinya. Mereka sedang memakan
seekor ayam panggang. Kemudian datanglah seorang pengemis, memelas “Berilah
untukku sebagian dari yang telah Allah berikan pada kalian.” Maka lelaki tadi
bangkit dan mencelanya. Pengemis tadipun beranjak dengan perasaan terluka dan
sedih.
Setelah
berlalunya hari, masa berganti, lelaki tadi menjadi miskin setelah sebelumnya
kaya. Dia butuh untuk meminta-minta pada manusia dan mulai hidup dari sedekah
orang-orang dermawan. Dia tidak sabar atas cobaan ini. Diapun pergi dari
negerinya setelah menceraikan sang istri. Sang istri ini menikah dengan orang
lain.
Tatkala dia
duduk bersama suaminya makan sesuatu, muncul seorang pengemis di depan
pintunya, memelas, “Berilah untukku sebagian apa yang telah Allah berikan pada
kalian.” Sementara di depan mereka ada ayam. Maka berkatalah si suami pada sang
istri, “Berikan ayam ini dan beberapa roti besar untuknya.”
Lalu, setelah
dia memberikannya pada pengemis tadi, sang istri kembali sambil menangis. Maka,
si suami bertanya padanya tentang sebab apa dia menangis. Sang istripun
menjawab sambil berkata, “Pengemis tadi adalah suamiku yang pertama!”
Sang istri
menceritakan kepada suaminya kisah seorang pengemis yang datang lalu ditolak
oleh suaminya pertama dengan tidak hormat. Maka berkatalah si suami, “Demi
Allah, akulah pengemis itu!”
(Diterjemahkan dari Baena Yadaek 3
hal. 402)
0 comments:
Posting Komentar