Kehidupan yang sementara ini hanyalah persinggahan, maka jadilah kita
seperti seorang musafir, seorang perantau. Ingatlah! Seorang perantau
cita-citanya adalah ‘pulang kampung’. Tinggal bagaimana kemudian kondisi
diri kita ketika pulang kampung.
Maka, janganlah terlalaikan oleh fananya dunia ini, karena kampung kita di akhirat adalah surga. Jangan sampai salah menempuh jalan, lupa jalan pulang, sehingga terjerumus ke kampung neraka –na’udzubillah min zalik-.
Saudaraku, hidup ini memang sementara, tapi yang sementara ini pula yang menentukan bagaimana nasib kita pada kehidupan yang selanjutnya, kehidupan yang berbeda jauh dengan saat ini, kehidupan yang abadi, kehidupan pembalasan, bukan kehidupan amalan.
Hiduplah dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah!
۩Semoga Bahagia! ۩
Maka, janganlah terlalaikan oleh fananya dunia ini, karena kampung kita di akhirat adalah surga. Jangan sampai salah menempuh jalan, lupa jalan pulang, sehingga terjerumus ke kampung neraka –na’udzubillah min zalik-.
Saudaraku, hidup ini memang sementara, tapi yang sementara ini pula yang menentukan bagaimana nasib kita pada kehidupan yang selanjutnya, kehidupan yang berbeda jauh dengan saat ini, kehidupan yang abadi, kehidupan pembalasan, bukan kehidupan amalan.
Hiduplah dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah!
۩Semoga Bahagia! ۩
0 comments:
Posting Komentar