Sabtu, 18 Februari 2017

Menjadi Muslim Itu Nikmat Yang Patut Disyukuri

"Kenapa aku muslim?" tanyaku suatu ketika.
"Hei, kok nanya begituan?" timpal Ditta, sahabatku.
"Gak ada salahnya kan aku bertanya?" sangkalku, sambil memandang hamparan sawah yang menghijau.
"Si Badu, tetangga kita, kok beragama Kristen? si Alex, kok bisa Yahudi? Kan kita sam-sama manusia?" lanjutku, tanpa berharap untuk mendapat jawaban.
"Mungkin, takdir!" kata Ditta.
Sambil tersenyum, aku menoleh padanya, "Takdir? Aku sudah menemukan jawabannya kalau begitu."
"Apa jawabannya?" Ditta tak sabar.
"Aku menjadi muslim karena Allah memilihku untuk itu! Takdir? Bisa jadi. Tinggal bagaimana aku menjaga anugerah besar ini, hingga aku menemui-Nya nanti!" Aku pun tersenyum puas dan kembali memandang persawahan. Angin sore menerpa wajahku dengan lembut.

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Masthoms16 | Macys Printable Coupons